Mentan Buka 100 Hektar Lahan Padi, Jagung, dan Kedelai di Deli Serdang

Mentan Buka 100 Hektar Lahan Padi, Jagung, dan Kedelai di Deli Serdang

Lani Pujiastuti - detikFinance
Rabu, 23 Des 2015 09:42 WIB
Deli Serdang - Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada hari keduanya di Sumatera Utara melakukan tanam perdana padi di Desa Ramunia, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.

Amran bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono beserta jajaran Kodam I Bukit Barisan pagi ini melakukan tanam perdana padi, jagung dan kedelai seluas 106 hektar di lahan tidur yang kemudian diolah oleh Babinsa TNI AD.

"Wilayah yang kami gunakan untuk tanam padi seluas 78 hektar, jagung seluas 20 hektar, dan kedelai 8 hektar. Lahan ini sebelumnya ditanami pertanian hanya 30 hektar. Selama 3 tahun terakhir lahan tidur. Selama 50 hari terakhir kami olah supaya kembali produktif," kata Dandim 0204 Letkol Handryan Indra Wira di lokasi penanaman perdana, Rabu (23/12/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lahan tersebut, lanjutnya, ke depan akan ditambah ternak sapi dan beberapa komoditas pertanian seperti cabai dan bawang merah. Jajaran TNI Kodam Bukit Barisan sengaja membuka lahan sawah baru tersebut sebagai lahan pembelajaran bagi insan pertanian baik akademisi maupun petani yang ingin belajar mencontoh kegiatan pertanian oleh para Babinsa.

"Modal kami melaksanakan ini adalah keberanian dan nekat. Terlalu banyak hitung di meja justru tidak jalan. Akhirnya atas perintah Kodam kami jalankan, di mana ada kemauan pasti ada jalan. Kami juga awalnya tidak punya sarana pertanian. Kemudian datang bantuan dari Dinas Pertanian Deli Serdang lalu dari Balai Penelitian Tanaman Pangan," jelas Letkol Handryan.

Benih yang akan digunakan yaitu Kartika I. Tahapannya berupa persiapan lahan, vegetatif dan generatif. Varietas lainnya juga akan digunakan yaitu Ciherang dan Inpari 32.

"Kami gunakan pola semi organik dengan memakai pupuk organik dicampur pupuk kimia. Dengan kombinasi pupuk kimia dengan organik kami bisa menghemat biaya pemupukan dari Rp 6 juta menjadi Rp 4 juta," tambahnya.

Lahan seluas 106 hektar akan diolah bersama 15 orang babinsa dan belasan petani warga setempat. "Ke depan mudah-mudahan bisa mekanisasi sehingga petani tertarik dan hasil panen bisa bersaing," imbuhnya.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads