Bendungan dengan luas 86 hektar ini bisa diklaim bisa mengairi 139 hektar sawah dan 500 hektar tanaman Palawija.
Peresmian bendungan ini sebagai salah satu cara pemerintah serius menangani masalah ketersediaan air di NTT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menjelaskan, selain untuk mengairi sawah dan tanaman palawija, bendungan ini bisa dimanfaatkan untuk air minum dan menghasilkan listrik. Selama ini, listrik di wilayah NTT ini memang kekurangan pasokan listrik.
"Inilah yang harus dimanfaatkan dan digunakan dan bisa dipakai untuk air minum dan bisa hasilkan listrik. Karena di NTT juga sama, listriknya sangat kurang. Di NTT nomor 2 dari bawah kecukupannya. Jadi sangat jauh dari cukup dibandingkan provinsi lain," jelas dia.
Melalui pembangunan bendungan ini, Jokowi ingin NTT bisa mengejar ketertinggalan dari provinsi lainnya. Untuk itu, pemerintah berencana meresmikan hingga 7 bendungan. Ini juga sebagai salah satu cara pemerintah mencapai kedaulatan pangan di Indonesia.
"Karena saya ingin melihat provinsi ini jangan sampai tertinggal oleh provinsi yang lain. Saya mau bangun 7 waduk. Kedaulatan pangan hanya bisa dicapai kalau kita mendirikan lumbung pangan, dan itu kuncinya hanya satu, harus ada air. Sampai kapan pun di NTT, bicara pangan nggak akan bisa kalau ada air. Air itu hanya akan ada kalau ada bendungan," tandasnya.
(drk/ang)