Total setoran modal awal yang wajib disuntikkan kepada KCIC, sebagai syarat badan usaha penyelenggara prasarana dan sarana kereta cepat rute
Jakarta-Bandung, adalah Rp 1,25 triliun. Setoran modal tersebut, saat ini, ditempatkan di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
"Ketentuan modal sudah itu sudah disetor oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan China Railway International ke KCIC, kemudian ditaruh akun di BNI," Kata Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Bintang Perbowo, di The Hive, Jakarta Timur, Senin (12/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"WIKA setor sesuai porsinya 38% di PSBI sebanyak Rp 285 miliar, kemudian BUMN lain sesuai dengan porsinya mereka," tambahnya.
Selain setoran modal awal, WIKA akan menambah investasi Rp 800 miliar melalui PSBI, kemudian disalurkan ke KCIC sesuai porsinya di 2016. Setoran investasi itu diikuti juga oleh anggota konsorsium BUMN Indonesia lainnya dan CRI.
Bintang menyebut, kebutuhan investasi untuk pengembangan sarana dan prasarana kereta cepat adalah US$ 5,5 miliar. Dari kebutuhan sebesar itu, PSBI akan mendukung pembiayaan sampai 15% dan CRI membiayai 10% dari total nilai proyek. Sisanya, sebanyak 75% akan ditutup oleh pinjaman China Development Bank (CDB).
Bintang menargetkan, perjanjian pinjaman antara KCIC dengan CDB bisa tuntas sebelum kereta cepat Jakarta-Bandung groundbreaking pada 21 Januari 2016 nanti. "Kita tanda tangan sebelum groundbreaking," sebutnya.
(feb/dnl)