Dengan meningkatnya pasokan jagung dari panen ini, harga pakan ternak ayam juga bisa turun, dan harga ayam pun ikut menurun.
"Minggu depan panen, bulan Februari ada 3 juta ton. Harga pakan bisa turun," ucap Amran, dalam jumpa pers di Kantor Ditjen Hortikultura Kementan, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi pihaknya yakin, harga daging ayam bisa segera normal dalam waktu dekat. Apalagi harga bahan pangan pokok lainnya juga sedang dalam tren penurunan.
"Sebagian besar kelompok bahan makanan akan menyumbang deflasi. Minyak goreng, tepung terigu, cabai merah keriting sudah turun. Hanya bawang putih dan cabai rawit merah yang masih naik," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR-Indonesia), Hartono, mengungkapkan tingginya harga ayam dari pemasok ini disebabkan harga jagung yang digunakan untuk pakan ternak ayam mengalami kenaikan, dari sebelumnya Rp 3.000/kg menjadi Rp 5.800-Rp 6.000/kg.
"Harga mahal karena harga jagung yg biasanya Rp 3.000/kg naik menjadi Rp 5.800-Rp 6.000/kg dan langka dan kualitasnya kurang bagus," kata Hartono.
Hartono menambahkan, mahalnya harga jagung juga dikarenakan adanya kebijakan larangan impor jagung dari Kementerian Pertanian (Kementan). Selain itu waktu panen yang lama (4 bulan) disertai dengan kualitas panen yang buruk membuat pasokan jagung minim dan harga melonjak. (wdl/wdl)