Ini Usul Kemendag untuk Turunkan Harga Daging Sapi

Ini Usul Kemendag untuk Turunkan Harga Daging Sapi

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 01 Feb 2016 19:53 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Harga daging sapi di Indonesia yang tak pernah berada di bawah Rp 100.000/kg sejak 2012 merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan bahwa sebenarnya ada cara sederhana untuk menurunkan harga daging sapi di Indonesia.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina, menjelaskan bahwa harga daging sapi sebetulnya bisa lebih murah jika sapi dipotong di sentra-sentranya, kemudian dibawa dalam bentuk daging sapi ke daerah-daerah yang membutuhkan. Pengangkutannya lebih mudah dan biayanya lebih murah.

"Konsumen kita sangat senang dengan daging sapi yang baru dipotong dan segar, sehingga harus mengangkut sapi hidup misalnya dari Lampung ke RPH (Rumah Potong Hewan) di Sumatera Selatan. Padahal kalau dipotong langsung di Lampung dan dibawa dalam bentuk daging itu jauh lebih murah biayanya, lebih efisien," kata Srie kepada detikFinance di Cilegon, Senin (1/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masyarakat Indonesia sangat senang mengonsumsi daging sapi yang masih segar, baru dipotong, sehingga sapi harus dibawa dalam keadaan hidup dari sentra produksi sapi ke daerah yang konsumsi daging sapinya tinggi namun tak memiliki sapi.

Distribusi sapi hidup dari satu daerah ke daerah lain ini sulit dan memakan biaya tidak sedikit. Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat harga daging sapi di Indonesia menjadi mahal.

Srie menuturkan, Kemendag pernah mencoba mengangkut daging sapi dari Jakarta ke Palembang dan ternyata biaya distribusinya jauh lebih murah.

"Pernah kita coba sapi dipotong di salah satu RPH di Jakarta, kemudian dibawa sampai Palembang bisa cuma Rp 90.000/kg," ujarnya.

Namun, cara ini dalam prakteknya sulit diterapkan karena faktor selera masyarakat. Tapi, jika masyarakat didorong mengonsumsi daging sapi seperti ini, harga daging sapi secara nasional bisa lebih murah.

"Konsumen kita maunya yang daging baru dipotong masih berdarah-darah. Konsumennya mesti dicerdaskan, ini harus kita kawal terus," tutupnya. (hns/hns)

Hide Ads