"Ada preferensi sedikit banyak dari segi harga," ungkap Menko Perekonomian, Darmin Nasution, dalam jumpa pers usai rapat kabinet terbatas di Istana Negara, Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Kemudian adalah standarisasi dari produk yang digunakan. Darmin menyebutkan, pada beberapa komponen, memang secara standarisasi tidak sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi banyak juga yang menetapkan standarisasi hanya untuk mendapatkan harga lebih murah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmin menjelaskan, kebutuhan bahan baku dan penolong memang tinggi belakangan waktu. Salah satunya dikarenakan makin gencarnya pembangunan infrastruktur dari berbagai sektor.
"Kita mengundang berbagai investasi di bidang yang strategis, termasuk infrastruktur. Nah itu berarti ada banyak produk yang sebetulnya jumlahnya makin lama makin besar, dengan standar yang sama," jelasnya.
"Seperti 35.000 MW memerlukan 46.000 km transmisi. Transmisi itu kan tower, itu bukan kabel dan alatnya untuk menarik itu bukan barang yang sulit. Kalau dibuat standar untuk pemakaiannya, sedemikian rupa sehingga standar itu memang memenuhi standar kualitas yang diperlukan, tetapi bisa juga dihasilkan di dalam negeri maka kita percaya ini produknya akan lebih kompetitif di dalam negeri," terang Darmin. (mkl/wdl)