Adapun 10 jembatan itu adalah Kolelet, Ranca Wiru, Leuwi Loa, Cisimeut, Cigeulis, Cidikit, Cicariu, Bojong Apus, Cihambali, dan Cidadap. Konstruksi 10 jembatan tersebut memakai rangka baja dikombinasi beton sebagai pondasi. Sedangkan tinggi rangka jembatan 14,2 meter dari permukaan.
Proyek ini menelan biaya Rp 45,64 miliar yang bersumber dari APBN 2015. Dari 10 jembatan itu, ada 3 jembatan terpanjang dan dibangun di atas aliran sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebelum jembatan berdiri, warga Desa Kolelet harus memakai getek menyeberangi Sungai Ciujung menuju Desa Kembang, begitu juga sebaliknya. Selain menyeberangkan orang, getek itu juga dipakai mengangkut sepeda motor.
![]() |
Kedua, jembatan Bojong Apus. Jembatan ini dibangun sepanjang 96 meter dan lebar 3,2 meter, yang menghubungkan Desa Bojong Apus dan Desa Pariuk Kedung.
![]() |
Sebelumnya, kedua desa ini hanya dihubungkan jembatan gantung yang dibuat dari susunan kayu reyot. Kini, warga di kedua Desa tak perlu khawatir menyeberang karena telah dibangun jembatan gantung baru.
![]() |
Ketiga, jembatan Ranca Wiru di desa Sukamekarsari sepanjang 90 meter dan lebar 1,7 meter. Jembatan terhubung dengan Desa Pariuk.
![]() |
Sebelum jembatan ini dibangun, sarana penyeberangan warga hanya sebuah jembatan gantung terbuat dari susunan kayu reyot yang dilengkapi rangkaian kawat besi sebagai penahan. Jembatan gantung kayu ini tak hanya dilalui pejalan kaki, melainkan juga pengendara sepeda motor.
![]() |
Mereka yang melewati jembatan gantung kayu tersebut harus menghadapi risiko jika sewaktu-waktu ada kayu yang rapuh. Namun kini, warga tak perlu khawatir lagi karena sudah ada jembatan gantung baru yang terbuat dari kombinasi baja dan beton.
![]() |