Bangun Pabrik Makanan dan Minuman di RI, Investor Korsel Siapkan Rp 7,8 T

Bangun Pabrik Makanan dan Minuman di RI, Investor Korsel Siapkan Rp 7,8 T

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 07 Mar 2016 15:13 WIB
Foto: M Aji Surya
Jakarta - Potensi investasi sektor industri makanan dan minuman di Indonesia menarik minat investor Korea Selatan. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, yang baru saja kembali dari kunjungannya ke Seoul, Korea Selatan (Korsel), menyampaikan bahwa pihaknya telah bertemu dengan investor Korsel yang akan membangun 2 pabrik makanan dan minuman dengan nilai investasi masing-masing US$ 300 juta sehingga total investasinya US$ 600 juta, setara Rp 7,8 triliun (dengan kurs dolar AS Rp 13.000).
 
Dia mengemukakan bahwa investor Korsel yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman, dan menyatakan kesiapannya untuk membangun dua pabrik di Indonesia dengan perkiraan nilai investasi masing-masing pabrik sebesar US$ 300 juta.

"Mereka saat ini sedang dalam proses untuk menentukan lokasi. Saat ini alternatif lokasi yang dipilih adalah di sekitar Banten atau Jawa Barat dan Jawa Timur untuk dua pabrik makan dan minuman tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Senin (7/3/2016).

Menurut Franky, CEO perusahaan Korsel tersebut menyampaikan permintaannya terkait kebutuhan serta keberlanjutan bahan bahan baku salah satunya jagung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka sangat siap untuk menyerap apabila bahan baku yang salah satunya Jagung tersebut dapat tersedia di dalam negeri," jelasnya.
 
Lebih lanjut, Franky menambahkan bahwa BKPM akan mencari solusi agar produk petani dapat diserap oleh investor.

"Mengingat investasi tersebut akan menyerap tenaga kerja dan substitusi produk impor, serta tingginya multiplier effect yang ditimbulkan," paparnya.
 
Franky dalam kesempatan tersebut juga terus meyakinkan investor Korsel untuk tidak hanya melihat Indonesia sebagai basis industri, namun juga sebagai rumah kedua mereka. Saat ini banyak fasilitas-fasilitas umum seperti restoran, pusat perbelanjaan dengan berbasis komunitas Korsel yang ada di kota-kota besar di Indonesia.

Dalam kunjungannya Kepala BKPM juga melakukan One on One Meeting dengan perusahaan-perusahaan Korsel yang berminat investasi di Indonesia serta menjadi pembicara utama dalam business forum dengan 80 CEO perusahaan-perusahaan yang telah menyatakan minat investasi di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKPM memaparkan mengenai kemudahan layanan investasi di Indonesia termasuk di antaranya layanan investasi 3 jam dan kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK).
 
Pejabat Promosi Investasi Perwakilan BKPM (IIPC) di Seoul, Korsel, Imam Soejoedi mengemukakan bahwa IIPC Seoul telah membantu fasilitasi pendirian pabrik tersebut dengan menginformasikan berbagai regulasi dan lokasi-lokasi yang prospektif di Indonesia.

"Kami akan terus mengawal minat investasi yang disampaikan hingga realisasi, bahkan proses konstruksi. Ini sesuai dengan arahan Kepala BKPM untuk menyediakan layanan end-to-end services kepada para investor," tegasnya.
 
Investor Korsel termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia. Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015, nilai investasi yang masuk dari Korsel mencapai angka US$ 8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%. (hns/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads