"Baru kali ini karena untuk pelayanan belum disediakan kapal yang khusus melayani penyeberangan Toboli. PT ASDP mengoptimalisasi Kapal Cengkih Afo yang selama ini melayani penyeberangan Marisa, Ampana," kata pelaksana tugas Dirjen Perhubungan Darat, Sugihardjo, di Pelabuhan Penyeberangan Toboli, Sulawesi Tengah, Jumat (1/4/2016).
![]() |
Sugihardjo menambahkan saat ini KMP Cengkih Afo sudah melayani lintas penyeberangan Marisa-Wakai-Ampana. Untuk sementara kapal ini pula yang akan digunakan untuk mengangkut penumpang dari Toboli menuju Marisa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapasitas kapal ini 500 gross ton dan mampu menampung 14 unit kendaraan campuran dan 329 penumpang," imbuhnya.
![]() |
Dijelaskan Sugihardjo kecepatan kapal mencapai 11 knot. KMP ini memiliki data mesin penggerak utama sebesar 2x650 HP dan data mesin bantu utama sebesar 2x80 KVA.
Sementara itu Kasubdit Pelabuhan Penyeberangan Direktorat Prasarana Perhubungan Darat, Johny Siagian menjelaskan bahwa kapal penyeberangan ini disubsidi pemerintah. Jadwal keberangkatan direncanakan dua kali dalam sepekan.
"Ini kan subsidi ya, target penumpang ada atau tidak ada penumpang tetap jalan. Pelayanan akan diatur lagi supaya 2 kali seminggu. Karena kapal ini menyesuaikan dari Marisa ke Wakai ke Ampana baru ke Toboli harusnya menyesuaikan jadwal di sana. Jadwalnya Rabu dan Sabtu ini masih tentatif," kata Jhonny.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan berjanji daerah boleh mengajukan kapal bila dirasa kapal itu kurang besar. Apabila dirasa rute Toboli di Sulawesi Tengah menuju Marisa di Gorontalo kurang menarik pemerintah daerah dipersilakan memberikan masukannya.
![]() |
"Kalau memang rute tersebut tidak menjenjikan bisa diubah rutenya. Kalau kurang besar (kapalnya) tinggal kirim surat ke kami (Kemenhub) nanti akan kami ganti," terang Jonan.
Jarak penyeberangan antara Toboli dengan Marisa mencapai 120 mil. Penumpang dikenai tarif sebesar Rp 54 ribu untuk dewasa dan anak-anak sebesar Rp 36 ribu.
Menggunakan kapal penyeberangan dari Toboli menuju Marisa memakan waktu sekitar 14 jam. Kehadiran kapal sebagai angkutan penyeberangan diharapkan mampu memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat.
"Ini akan saingan dengan jalan raya transportasi itu tidak berkompetisi tapi bersifat melengkapi. Supaya masyarakat bisa punya pilihan sesuai dengan kemampuan yang ada. Kalau ada yang milih naik kapal, jalan darat ya nggak apa-apa," kata Jonan. (hns/hns)