Ada 9 'Tangan' Distribusi, Harga Pangan Bisa Melonjak 250%

Ada 9 'Tangan' Distribusi, Harga Pangan Bisa Melonjak 250%

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 04 Apr 2016 07:44 WIB
Ada 9 Tangan Distribusi, Harga Pangan Bisa Melonjak 250%
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Kebijakan pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak belum memberikan efek terhadap penurunan harga pangan. Setelah harga BBM turun, harga bahan pangan belum turun.

Harga BBM tak banyak berpengaruh kepada harga pangan. Pengaruh terbesar pada harga adalah panjangnya mata rantai distribusi.

Ada campur tangan berbagai pihak yang menyebabkan panjangnya mata rantai distribusi pangan. Kondisi ini membuat harga komoditas pangan di pasar-pasar tradisional bisa melonjak hingga lebih dari dua kali lipat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan data dari Kementan bisa naik hingga 250% dari petani ke konsumen. Itu naiknya sedikit-sedikit kalau ada 8 mungkin naiknya per tangan bisa 20%, sekitar Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogram (kg)," jelas Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Sandiaga Uno, kepada detikFinance, akhir pekan lalu.

Menurut Sandiaga, sedikitnyaΒ ada 9 tangan distribusi yang berperan dalam pembentukan harga pangan di pasar.

"Biasanya dari petani ke pengepul kecil/sedang/besar, setelah itu ke perantara sampai 4 lapis dan kadang-kadang ada tengkulak. Akhirnya baru sampai di pedagang besar /sedang di pasar induk baru sampai ke pedagang di pasar tradisional," terang Sandiaga.

Potensi permainan harga pangan paling besar terjadi di Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kedua wilayah ini menjadi lahan basah bagi para tengkulak karena luasnya lahan pertanian di kedua wilayah ini.

"Semua di seluruh nusantara, Jawa yang paling banyak perlu dipangkas rantai distribusinya seperti di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Karena di Jawa Tengah itu luas sekali area pertaniannya," tutur Sandiaga.

Penurunan harga BBM jenis Premium dan Solar yang terjadi mulai 1 April 2016 lalu memang tidak mempengaruhi penurunan harga pangan.

Berdasarkan pantauan detikFinance di Pasar Enjo, Jakarta Timur kemarin, harga komoditas pangan pokok masih stabil. Pedagang mengungkapkan, sulit mengharapkan harga pangan turun.

"Kalau pedagang mah nggak ada pengaruh ke situ, turun naik (BBM) nggak pengaruh. Sekarang sih belum ada penurunan, karena dagangan kan tergantung dari pasokan bagus, besar, kecil," jelas salah seorang pedagang sayuran di Pasar Enjo, Wagino

Beberapa komoditas pangan pokok seperti bawang merah, cabai merah, dan tomat masih terpantau stabil.

"Bawang Rp 45.000 per kilogram (kg) yang bagus, cabai merah Rp 40.000 per kilogram (kg), dan harga tomat sekarang Rp 17.000 per kg," jelas Wagino.

Namun, harga tomat yang sempat melonjak beberapa saat lalu hingga Rp 22.000 per kg, saat ini sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan.

"Sekarang yang bagus Rp 17.000 per kg, baru dua harian ini harganya segitu. Waktu itu kan sempat Rp 22.000 per kg terus turun Rp 20.000 per kg ke Rp 18.000 per kg sekarang Rp 17.000 per kg. Buat per kilogram isinya ada yang 8 ada yang 10 buah," tutur Wagino.

Wagino kembali menegaskan, hingga hari ketiga turunnya harga BBM, harga komoditas pangan masih belum terjadi penurunan.

"Sekarang sih belum ada penurunan. Dari BBM turun itu harga masih belum banyak berubah, tergantung barang bagus atau nggak," pungkas Wagino.

"Nggak ada efek langsung BBM turun, pangan turun," tambahnya.

Di tempat yang sama, seorang penjual lainnya bernama Yati, juga mengungkapkan belum ada perubahan harga komoditas pangan setelah turunnya harga BBM.

"Maunya sih yang murah, tapi kan belum ada perubahan. Kalau dari sana turun yakita turunin juga. Pembeli juga belum ada yang protes, nanti kali," imbuh Yati. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads