"3 bulan jalan usaha laundry saya resign. Dulunya karyawan laundry sebagai supervisor. 4 tahun pengalaman kerja di dunia laundry," terang Hibah kepada detikFinance saat pagelaran Clean and Laundry Expo 2016 di JIExpo, Jakarta Utara, Kamis (7/4/2016).
Di awal usahanya, ia menghabiskan modal awal sebesar Rp 24 juta untuk belanja peralatan dan operasional lainnya. Hingga di bulan ketiga ia mampu mendapatkan modal awalnya kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hibah mampu mengantogi omzet antara Rp 20 juta - Rp 25 juta setiap bulannya dari usaha yang dirintisnya sejak 4 tahun lalu. Pelanggan setianya adalah kalangan mahasiswa dan karyawan di sekitar Cengkareng.
Harga yang dipatok untuk laundry di tempat Hibah terhitung terjangkau, mulai dari Rp 7.000 per kilogram (kg).
"Rp 7.000 per kilogram (kg) sama setrika reguler 3 hari, kalau 2 hari Rp 8.000/kg, ekspress 1 hari Rp 12.000/kg, dan kilat 5 jam Rp 16.000/kg," jelas Hibah.
Potensi usaha laundry masih terus berkembang selama beberapa tahun ke depan. Hal ini dikarenakan kebutuhan pakaian bersih tak pernah habis.
"Usaha laundry masih menjanjikan. Karena selama orang pakai baju, laundry masih dipakai," ujar Hibah.
Dirinya menambahkan, pemilihan lokasi untuk memulai usaha laundry juga sangat penting. Pelaku usaha harus cermat dalam mencari lokasi yang berpotensi tinggi.
"Kalau masih di perkampungan, kurang, saya bilang mereka kan cuci sendiri. Kalau di pinggir jalan atau di perumahan menjanjikan," tutup Hibah. (hns/hns)