Minyak Tanah Operasi Pasar Langsung Ludes di Yogya

Minyak Tanah Operasi Pasar Langsung Ludes di Yogya

- detikFinance
Rabu, 16 Mar 2005 13:55 WIB
Yogyakarta - Dalam waktu sekitar dua jam, satu tangki minyak tanah berisi 5 ribu liter yang dijual saat operasi pasar (OP) di Kecamatan Jetis Yogyakarta langsung ludes dibeli warga sekitar. Namun pembeli hanya dijatah setiap orang 10 liter, agar tidak terjadi aksi borong.Operasi pasar yang digelar hari ini Rabu (16/3/2005) untuk mengatasi terjadinya kelangkaan minyak tanah di wilayah Yogyakarta seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Pertamina dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) DIY menggelar operasi pasar di halaman kantor Kecamatan Jetis di Jl Diponegoro dan Pasar Tempel Kabupaten Sleman.Berdasarkan pantauan detikcom, ratusan warga telah menunggu sejak pagi di halaman kantor kecamatan. Sekitar pukul 09.30 WIB, pada saat satu buah mobil tangki minyak tanah datang, warga pun langsung menyerbunya. Harga yang dijual saat OP sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di Yogyakarta Rp 900/liter. Tangki minyak tanah sebanyak 5 ribu liter itu langsung habis pada pukul 11.30 WIB.Sebelum mendapatkan minyak tanah, warga antre lebih dulu menukarkan uang untuk mendapatkan selembar girik. Kartu girik itu berisi nomor urut dan jumlah liter jatah minyak tanah yang dibelinya. Masing-masing warga mendapatkan jatah sebesar 10 liter."Masing-masing agen minyak tanah dari Pertamina mendapat jatah untuk memasok wilayah yang ada operasi pasar masing-masing 5 ribu liter," kata Ny G. Supartini seorang agen minyak tanah di Yogyakarta kepada wartawan di sela-sela OP di Kecamatan Jetis, Rabu (16/3/2005).Selain mendrop minyak tanah saat operasi pasar, kata Supartini, sebagai agen setiap harinya mendistribusikan 5 ribu liter di sejumlah pangkalan minyak tanah di wilayah Yogyakarta. Agen mendapat minyak tanah dari Pertamina Rp 820/liter. Sedangkan di pangkalan, minyak tanah dijual Rp 890/liter di bawah HET Yogyakarta Rp 900/liter.Setyowati, Kepala Pengadaan dan Penyaluran Disperindagkop DIY, menambahkan bahwa OP yang digelar hari ini di Kecamatan Jetis dan Pasar Tempel, masing-masing sebesar 5 ribu liter. Setiap operasi pasar, Pertamina mendrop sebanyak 10 ribu liter minyak tanah. "Tiap warga kita batasi 10 liter agar tidak terjadi aksi borong dan ada pemerataan," katanya.Menurut dia, OP dilakukan setelah ada permintaan dari Kepala Kecamatan kepada Pertamina karena terjadi kelangkaan minyak tanah di wilayahnya. Seperti di Kecamatan Jetis, camat mengirimkan surat permintaan droping minyak tanah. Setelah itu Pertamina meminta agen untuk menyalurkannya.Ahmad Supardi, warga Jl Mangkubumi, Jetis, mengatakan selama seminggu ini sulit sekali mencari minyak tanah di sejumlah pasar dan pangkalan minyak tanah di sekitar Jetis. Untuk mendapatkan 20 liter minyak tanah, dirinya terpaksa berkeliling kota Yogyakarta di Pasar Kranggan, Pingit, Terban hingga kawasan Ringroad Utara Yogyakarta."Kalau hari ini dijual Rp 900/liter ini murah sekali, sebab harga ecerannya sudah mencapai Rp 1.100-Rp 1.200/liter. Itu pun kalau ada yang menjual," kata dia. Hal senada juga dikatakan Ny Ruwiyati, warga Bumijo, Jetis. Menurut dia, untuk mendapatkan 10 liter minyak tanah sejak seminggu terakhir ini sangatlah sulit. Padahal dirinya juga sudah menitipkan beberapa jerigen minyak di warung, tapi sampai sekarang belum mendapatkan.Dia juga mengaku sebelum ada kenaikan harga gas elpiji, setiap hari menggunakan kompor gas. Namun setelah itu, keluarganya memilih kembali menggunakan kompor minyak tanah. Sedangkan gas elpiji masih dipakai tetapi hanya sewaktu-waktu saja digunakan. "Dalam kondisi normal setiap hari kebutuhan untuk memasak membutuhkan 1 liter minyak. 10 liter ini akan habis selama 10 hari dan tidak masak neko-neko," katanya. (asy/)

Hide Ads