Kunjungan tersebut merupakan rangkaian tindak lanjut usai bertemu dengan Chief Financial Officer Fonterra Lukas Paravicini mendiskusikan tentang rencana ekspansi perusahaan ke Indonesia. Fonterra selaku existing investor berencana untuk memperluas bisnisnya di Indonesia. Fonterra memiliki 76 fasilitas pengolahan susu salah satunya adalah Fontera Te Rapa.
Kunjungan ini bertujuan untuk melihat skema kegiatan usaha dan proses produksi susu bubuk (skim milk powder, whole milk powder) dan produk krim (mentega, anhydrous milk fat, cream cheese, high fat cream cheese, high fat cream cheese, frozen cream).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka menyampaikan bahwa pendekatan yang dilakukan adalah dengan memberikan nilai tambah pada konsumen seiring dengan adanya peningkatan middle class di Indonesia. Mereka ingin fokus pada pembangunan industri susu dan produk turunannya, sampai kepada memperkuat distribusi di jejaring ritel di Indonesia," ujar Franky dalam keterangan resmi kepada media, Jumat (6/5/2016).
Menurut Franky, Fonterra menyampaikan bahwa Indonesia termasuk 8 negara prioritas dan ke depannya Indonesia akan dijadikan sebagai hub produksi di ASEAN.
"Populasi Indonesia yang mayoritas mencapai 42% dari populasi ASEAN menjadi salah satu pertimbangan mereka untuk menjadikan Indonesia sebagai hub produksi," kata Franky.
Lebih lanjut Franky mengemukakan bahwa perusahaan mengharapkan dukungan BKPM karena sebagai produsen consumer product, dituntut untuk dapat dengan cepat meluncurkan produk kepada pasar, namun perusahaan beberapa kali mengalami kendala regulasi.
"Fonterra mengharapkan dukungan dan bantuan BKPM dalam merealisasikan rencana perluasan investasinya di Indonesia, termasuk dalam menghadapi beberapa kendala yang dihadapi di bidang perpajakan dan pendaftaran produk," ungkapnya.
Franky menyampaikan bahwa BKPM siap membantu Fonterra dan akan melakukan koordinasi dengan kementerian atau lembaga terkait.
"Kantor perwakilan BKPM di Sydney, tim Marketing Officer wilayah Australia dan Selandia Baru akan memfasilitasi rencana perluasan Fonterra tersebut," imbuhnya.
Sementara Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Himawan Hariyoga merespons positif aktifitas Fonterra yang membantu peternak sapi perah dan peternak susu di Indonesia.
"Ini penting untuk melibatkan peternak sapi perah dan peternak susu di Indonesia sehingga mereka juga merasakan manfaat investasi yang dilakukan oleh perusahaan," ungkapnya.
Fonterra merupakan perusahaan pengolahan susu terbesar di Selandia Baru, dengan bahan baku yang disuplai oleh koperasi-koperasi peternakan sapi di Selandia dan shareholder sebanyak 10.500 orang. kepemilikan koperasi petani yang mampu mengekspor 2,6 juta metrik ton produk susu dari Selandia Baru setiap tahunnya.
Fonterra Te Rapa memiliki tenaga kerja 500 orang dengan luas fasilitas 12 hektare dan kapasitas puncak 8 juta liter susu dan proses produksi 24 jam 7 hari beroperasi secara shift dimana hasilnya dikonsumsi lokal dan di ekspor ke 50 negara. Di Indonesia, Fonterra telah membangun pabrik di Cikarang dan sangat terbantu dengan adanya fasilitas dry port di Cikarang untuk menunjang kegiatan logistik perusahaan. (hns/hns)