Belasan pelabuhan tersebut terdiri dari 4 pelabuhan di Provinsi Sulawesi Tengah, 5 pelabuhan di Provinsi Sulawesi Utara, 3 pelabuhan di Provinsi Sulawesi Tenggara, 3 pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan, dan 1 pelabuhan di Provinsi Gorontalo.
Empat pelabuhan di Sulawesi Tengah yang telah selesai dikembangkan, yaitu Pelabuhan Mantangisi, Pelabuhan Una-Una, Pelabuhan Bungku dan Pelabuhan Moutong. Mantangisi merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Ampana Tete, yang ditetapkan sebagai salah satu kawasan pengembangan industri di Kabupaten Tojo Una-Una.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima pelabuhan di Sulawesi Utara yang diresmikan yaitu Pelabuhan Laut Torosik, Pelabuhan Laut Tanjung Sidupa, Pelabuhan Laut Makalehi yang merupakan pelabuhan pengumpan regional serta Pelabuhan Laut Para dan Pelabuhan Laut Melonguane yang merupakan pelabuhan pengumpan lokal.
Dengan diresmikan, kelima pelabuhan di Provinsi Sulawesi Utara diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan meningkatkan perekonomian di Provinsi Sulawesi Utara.
Selanjutnya, di Provinsi Sulawesi Tenggara ada 3 pelabuhan yang telah selesai dibangun yaitu Pelabuhan Banabungi, Pelabuhan Wamengkoli, dan Pelabuhan Langara.
Di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat 3 pelabuhan yang dibangun yaitu Pelabuhan Balanglompo, Pelabuhan Sapuka, dan Pelabuhan Laut Maccini Baji, serta Provinsi Gorontalo ada 1 pelabuhan yaitu Pelabuhan Bumbulan.
Dengan pembangunan infrastruktur pelabuhan tidak terkecuali di wilayah Sulawesi ini diharapkan akan memberikan efek ganda, tidak hanya mampu mampu memfasilitasi keterhubungan antar wilayah menjadi lebih efektif, efisien juga akan meningkatkan mobilisasi arus manusia dan arus barang di seluruh penjuru tanah air tetapi juga akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi secara merata di semua wilayah.
"Pembangunan infrastruktur pelabuhan ini juga sejalan dengan penerjemahan program Nawa Cita Indonesia Sentris, yang tidak lagi memusatkan pembangunan di Pulau Jawa, tetapi memprioritaskan pembangunan mulai dari kawasan pinggiran, daerah terluar, terdalam, terisolir, rawan bencana, dan mempunyai potensi ekonomi yang tinggi," Kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Hemi Pamuraharjo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/5/2016).
18 Pelabuhan yang Dikembangkan Kemenhub di Sulawesi
Pelabuhan Mantangisi ditetapkan sebagai pelabuhan pengumpan lokal. Pengembangan pembangunan Pelabuhan Mantangisi dilaksanakan mulai tahun 2011-2015 dengan total anggaran Rp 69 miliar. Pengembangan yang dilakukan berupa pembangunan dermaga sepanjang 114 meter, lapangan penumpukan 2,7 hektar, terminal penumpang 200 m2 dan kantor pelabuhan 154 m2 untuk dapat mengakomodasi kapal dengan ukuran maksimal 3000 DWT.
Pelabuhan Una-Una yang merupakan pelabuhan pengumpan lokal dikembangkan mulai tahun 2012-2015 dengan total anggaran Rp 17 miliar. Pengembangan yang dilakukan adalah berupa pembangunan dermaga sepanjang 50 meter, trestle, kantor, dan pos jaga untuk dapat mengakomodasi kapal dengan ukuran maksimal 1000 DWT.
Pengembangan Pelabuhan Bungku yang merupakan pelabuhan pengumpul dilakukan sejak tahun 2010-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 24 miliar. Fasilitas yang dikembangkan di Pelabuhan Bungku antara lain dermaga sepanjang 70 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Moutong yang merupakan pelabuhan pengumpan lokal mulai dikembangkan mulai tahun 2006-2015 dengan total anggaran Rp 28 miliar. Fasilitas yang dikembangkan antara lain dermaga sepanjang 70 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Torosik adalah pelabuhan pengumpan regional yang mulai dikembangkan mulai tahun 2010-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 22 miliar. Pengembangan yang dilakukan berupa pembangunan dermaga sepanjang 70 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Sidupa yang merupakan Pelabuhan Pengumpan Regional dilaksanakan mulai tahun 2010-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 40 miliar. Pengembangan yang dilakukan berupa pembangunan dermaga sepanjang 70 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Makalehi sebagai pelabuhan pengumpan regional dikembangkan mulai tahun 2008-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 39 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 70 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Para sebagai pelabuhan pengumpan lokal dikembangkan mulai tahun 2011-2012 dengan total anggaran sebesar Rp 16 miliar. Fasilitas yang dikembangkan adalah pembangunan dermaga sepanjang 35 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Melonguane yang merupakan pelabuhan pengumpan lokal dikembangkan mulai tahun 2005-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 38 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 168 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Bumbulan yang merupakan pelabuhan pengumpan regional dikembangkan mulai tahun 2008-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 18 miliar. Fasilitas yang dikembangkan adalah pembangunan dermaga sepanjang 50 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Budong-Budong sebagai pelabuhan pengumpan lokal mulai dikembangkan tahun 2008-2012 dengan total anggaran sebesar Rp 28 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 70 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Pasang Kayu sebagai pelabuhan pengumpan regional dikembangkan mulai tahun 2008-2012 dengan total anggaran sebesar Rp 43 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 80 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Banabungi yang merupakan pelabuhan pengumpan regional dikembangkan mulai tahun 2008-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 25 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 70 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 3000 DWT.
Pelabuhan Wamengkoli yang merupakan pelabuhan pengumpan lokal mulai dikembangkan pada tahun 2011-2014 dengan total anggaran sebesar Rp 22 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 70 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Langara sebagai pelabuhan pengumpan lokal mulai dikembangkan pada tahun 2008-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 41 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 70 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Balanglompo sebagai pelabuhan pengumpan lokal mulai dikembangkan pada tahun 2007-2011 dengan total anggaran sebesar Rp 20 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 35 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Sapuka yang merupakan pelabuhan pengumpan lokal mulai dikembangkan pada tahun 2011-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 62 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 35 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1000 DWT.
Pelabuhan Maccini Baji sebagai pelabuhan pengumpan lokal yang mulai dikembangkan pada tahun 2004-2015 dengan total anggaran sebesar Rp 61 miliar. Fasilitas yang dikembangkan berupa pembangunan dermaga sepanjang 50 meter serta fasilitas darat penunjang operasional untuk mengakomodasi kapal. (feb/feb)