Menkeu: Pendorong Pertumbuhan RI Beralih dari Konsumsi ke Investasi

Menkeu: Pendorong Pertumbuhan RI Beralih dari Konsumsi ke Investasi

Maikel Jefriando - detikFinance
Selasa, 17 Mei 2016 21:40 WIB
Foto: Dina Rayanti
Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, capaian perekonomian Indonesia sekarang belum  sesuai dengan potensinya. Perekonomian Indonesia masih berpeluang untuk tumbuh lebih tinggi sekaligus mengurangi kemiskinan.

Oleh sebab itu, pemerintah mengejar potensi pertumbuhan tersebut. Upaya itu sudah diawali dengan perubahan arah perekonomian.

Di mana sebelumnya konsumsi sebagai pendorong utama ekonomi menjadi investasi dan peningkatan nilai tambah atas sumber daya alam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pendorong pertumbuhan yang sebelumnya konsumsi, kita ubah menjadi investasi," ujar Bambang saat pembukaan Sidang Tahunan IDB di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (17/5/2016).

Langkah untuk mencapai potensi tersebut sudah diawali dengan perubahan arah perekonomian. Di mana sebelumnya konsumsi sebagai pendorong utama ekonomi menjadi investasi dan peningkatan nilai tambah atas sumber daya alam.

"Pendorong pertumbuhan yang sebelumnya konsumsi, kita ubah menjadi investasi," imbuhnya.

Investasi terbagi atas pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan swasta. Bambang mengakui, untuk mengundang pihak swasta berinvestasi di Indonesia memang tidak mudah.

Sehingga perlu APBN untuk memulai investasi terlebih dahulu, khususnya pada pembangunan infrastruktur dasar. Pada 2015 lalu, pemerintah telah menghapus subsidi untuk premium dan memberlakukan subsidi tetap untuk solar, karena menganggap belanja tersebut tidak produktif.

Kebijakan ini juga kemudian menciptakan ruang fiskal baru dan dimanfaatkan pada pembangunan infrastruktur dan belanja sosial.

"Dari APBN kita berupaya untuk membangun infrastruktur dasar dan menjaga konsumsi masyarakat agar Indonesia menjadi wilayah yang tetap menarik bagi investor," paparnya.

Bambang menambahkan, dari sisi penerimaan negara, Indonesia juga mengalami banyak tantangan. Di antaranya adalah penurunan harga minyak dunia dan harga komoditas. Pemerintah sekarang hanya bertumpu kepada penerimaan pajak.

Hal itu juga yang melandasi pemerintah untuk meningkatkan belanja menjadi efektif dan efisien. Peran pemerintah daerah juga terus ditingkatkan agar bisa mendorong APBN menjadi lebih tetap sasaran dan bermanfaat.

"Kita mengefektifkan belanja agar mampu sekaligus menjaga defisit terkendali," terang Bambang. (mkl/hns)

Hide Ads