Kereta JKT-SBY Bisa 5 Jam, Kemenhub: Nggak Boleh Ada Perlintasan Sebidang

Kereta JKT-SBY Bisa 5 Jam, Kemenhub: Nggak Boleh Ada Perlintasan Sebidang

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Jumat, 27 Mei 2016 11:57 WIB
Foto: Dirjen Perkeretaapian, Prasetyo Boeditjahjono (Ardan Adhi Chandra/Detik)
Jakarta - Revitalisasi jalur kereta di lintas utara Jawa sepanjang 750 kilometer (km) diharapkan dapat meningkatkan kecepatan kereta dari 100 km per jam menjadi 150 km per jam.

Dengan kecepatan itu, waktu tempuh Stasiun Gambir di Jakarta Pusat ke Stasiun Pasar Turi di Surabaya bisa 5 jam. Namun, renovasi jalur lintas utara ini tak mudah.

Selain persoalan dana, salah satu kendala yang dihadapi adalah banyaknya perlintasan kereta sebidang di sepanjang jalur kereta di utara Jawa. Banyaknya perlintasan kereta sebidang dikhawatirkan dapat mengurangi efisiensi kereta dari Jakarta ke Surabaya yang ditargetkan dapat ditempuh selama 5 jam. Saat ini, waktu tempuh bisa di atas 12 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kereta api medium speed ini memang rencana kita sejak dulu. Mungkin memang 150km/jam ini belum tercapai karena memang banyak hal, yang paling utama karena banyak perlintasan sebidang. Perlintasan sebidang ini banyak banget loh," jelas Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Prasetyo Boeditjahjono kepada detikFinance di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Kamis (26/5/2016).

Rencananya perlintasan kereta sebidang akan ditutup dan dialihkan dengan membuat perlintasan bawah tanah (under pass) ataupun melewati atas rel alias fly over. Kemenhub memperkirakan ada lebih dari 1.000 perlintasan kereta sebidang sepanjang Jakarta sampai Surabaya.

"Kalau nggak fly over ya under pass, pasti kalau sudah 150 km/jam nggak boleh dong ada perlintasan sebidang. Kita mau hitung bareng mungkin di atas 5.00 sampai 1.000 lebih ya apalagi termasuk yang liar itu bisa lebih ya. Artinya bahwa memang kendala di situ," ujar Prasetyo.

Batangan Rel Akan Diganti

Revitalisasi rel kereta Jakarta-Surabaya akan dilakukan dengan mengganti batangan rel kereta yang sebelumnya tipe R54 menjadi R60. Rel tipe R60 berarti per meter potongan rel memiliki berat 60 kilogram (kg). Dengan rel tipe ini juga membuat jumlah beban kereta yang melintas di atas rel dapat meningkat dan dapat melintas dengan aman.

Sedangkan untuk lebar jalur yang dilalui oleh kereta medium akan sama seperti kereta reguler pada umumnya yaitu 1067 mm.

"Sekarang kurang lebih 90 km/jam sampai 100 km/jam bisa. Artinya nggak beda jauh.Sekarang kan R54 nanti mungkin bisa jadi R60, lebar jalurnya tetap," kata Prasetyo.

Setelah mendapatkan kepastian investasi mengenai revitalisasi kereta dari Jepang, Kemenhub akan melakukan pra uji kelayakan atau pra Feasibility Study (FS) dan selanjutnya membuat Detail Engineering Design (DED).

"Dalam waktu dekat mungkin kalau memang diperlukan sudah ada yang kira-kira duitnya dari mana pasti kita lakukan pra FS dan FS lah abis itu DED," tutur Prasetyo. (feb/feb)

Hide Ads