"Menurut hemat saya, transformasi ESDM adalah keharusan, bukan pilihan, dalam rangka membangun kedaulatan bangsa dalam menghadapi persaingan antar negara, antar kawasan, antar benua. Kita harus menjamin manfaat untuk rakyat, menjamin kedaulatan energi dari segi pengelolaan, suplai, manfaat untuk masyarakat," kata Arcandra dalam sambutannya saat menerima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Transformasi itu akan dilakukan dengan sejumlah langkah. Pertama, membuat kebijakan-kebijakan untuk menarik investasi di sektor ESDM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu prioritas yang perlu dilakukan adalah revisi Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas (UU Migas). Revisi diperlukan untuk memberi kepastian hukum pada investor dan menyesuaikan aturan dengan tantangan zaman.
"UU Nomor 22 Tahun 2001 perlu kita perbaiki, tantangan zaman sudah berbeda. Aturan yang tidak bermuara pada kedaulatan energi harus kita hapus. Aturan yang tidak bermuara pada kemudahan investasi harus dihapus," tandasnya.
Dia menjelaskan, industri hulu migas Indonesia sekarang sedang menghadapi banyak tantangan berat. Cadangan migas semakin menipis, cadangan-cadangan baru umumnya berada di tempat terpencil yang sulit dijangkau. Perlu terobosan-terobosan untuk meningkatkan produksi migas nasional.
"Sekarang adalah era marginal field, offshore, shale gas. Lokasinya terpencil, cadangan minim. Era baru ini sangat berat. Produksi kita terus menurun, replacement ratio rendah, tapi jangan kita kehilangan harapan. Dinosaurus konon punah karena perubahan zaman, yang kecil dan lincah bisa mengalahkan," ucap Arcandra.
Terobosan pertama yang perlu dilakukan adalah membuat bisnis menjadi efisien, transparan, dan terukur. Ini sudah mulai dilakukan di era kepemimpinan Sudirman Said dan akan dilanjutkan.
"Transformasi di migas akan kita mulai dengan bertumpu pada membuat bisnis yang efisien, transparan, terukur. Terima kasih Pak Sudirman sudah membuat jadi transparan," katanya.
Terobosan selanjutnya adalah penggunaan teknologi-teknologi untuk meningkatkan produksi migas nasional. Menurut Arcandra, teknologi sudah dapat menjadi solusi, produksi minyak di AS yang naik 7 kali lipat dalam 2 tahun adalah buktinya.
"Kita harus memanfaatkan teknologi tepat guna dan tepat sasaran. ESDM harus menjadi pionir untuk belajar dan menerima teknologi baru. AS bisa meningkatkan produksi minyak 2 kali lipat dalam 7 tahun berkat teknologi," paparnya.
"Siapa tidak kenal Nokia? Kedigdayaan Nokia tergilas teknologi yang bernama smartphone. Mari kita belajar dari Nokia. Mari kita jadikan teknologi sebagai basis pengembangan sektor ESDM," kata dia menambahkan.
Di akhir sambutannya, Arcandra meminta dukungan semua pihak agar dirinya dapat memimpin Kementerian ESDM dengan baik.
"Besar harapan saya kita bisa bekerja sama membangun sektor ESDM. Bagi saya pimpinan bukan pucuk, dia harus dekat dengan batang. Sebagai manusia tentu saya tidak luput dari kekhilafan, mohon maaf kalau dalam perjalanan waktu ada khilaf yang saya perbuat. Izinkan saya untuk memulai perjalanan memimpin sektor energi," pungkasnya. (drk/drk)