Industri kreatif meliputi industri kerajinan hingga sektor pariwisata juga masih mengalami kendala dalam proses perkembangannya. Salah satunya adalah terbatasnya akses kredit yang dikarenakan belum tertatanya laporan keuangan UMKM secara rapi. Sehingga dalam perkembangannya, industri kreatif masih terhambat modal.
"Terbatasnya akses pembiayaan, memiliki keterbatasan kemampuan dalam menyusun laporan keuangan dan terbatasnya pelatihan karyawan dalam manajemen keuangan," tutur Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo saat pameran UMKM binaan BI di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua terbatasnya akses pasar. Target pasar yang jelas dan berorientasi domestik terbatas produksi," kata Agus.
Keterampilan beberapa Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang mumpuni juga menjadi kendala untuk bersaing di pasar domestik. Pengembangan produk kreatif juga masih terbatas pada hal yang umumnya sudah beredar di pasar.
"Ketiga terbatasnya SDM dan keterampilan. Belum memiliki divisi khusus riset dan pengembangan. Masih belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga masih diproduksi secara tradisional," tutur Agus.
Untuk itu, BI selaku bank sentral juga turut berperan aktif dalam mengembangkan UMKM yang umumnya bergerak di industri kreatif dengan mempermudah akses keuangan hingga peningkatan kapasitas UMKM.
"Bank Indonesia fokus pada dua hal. Mendorong intermediasi perbankan dan UMKM dan meningkatkan kapasitas UMKM," tutup Agus. (drk/drk)