Rini mengatakan, dengan kartu tersebut, para petani bakal mendapat banyak kemudahan. Di antaranya memperoleh kepastian ketersediaan sarana produksi pertanian (saprotan) bersubsidi/non-subsidi, termasuk distribusi pupuk, kemudahan akses pembiayaan bank BUMN melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga terjangkau, dan difasilitasi kemudahan sertifikasi tanah melalui skema Prona dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Selain itu, bisa mendapat kemudahan subsidi dari program-program yang dijalankan pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kartu Tani juga berfungsi sebagai basis data yang menunjukkan profil petani secara lengkap, mulai dari luas dan lokasi lahan, jadwal panen, penjatahan pupuk, hingga akses pembiayaan perbankan.
Kartu ini juga mengintegrasikan data sektor pertanian, mulai dari tanam, pemeliharaan, pasca-panen, hingga pembiayaannya. Sehingga para petani yang telah memegang Kartu Tani mendapat kemudahan penjualan hasil panen oleh Bulog (off-taker) tanpa perantara dan kemudahan penerimaan pembayaran hasil panen dari off taker.
"Kartu ini menjadikan industri gula terintegrasi satu sama lain. Para pelakunya sudah terhubung, baik itu petani, pabrik gula, produsen pupuk, hingga perbankan. Ini merupakan fase baru agar ke depan sektor pertanian Indonesia makin maju, modern, dan yang terpenting bisa memfasilitasi petani untuk mendapatkan berbagai kemudahan," ujar Rini.
Kartu Tani juga bertujuan mengedukasi petani tentang pentingnya melek keuangan. Karena terintegrasi dengan perbankan, di kalangan petani diharapkan bisa tumbuh budaya menabung dan tidak konsumtif setelah menerima pembayaran hasil komoditas.
"Bahkan, para petani juga diedukasi tentang pentingnya asuransi, termasuk untuk menjamin pendidikan buah hatinya. Artinya, Kartu Tani ini juga sekaligus upaya mendorong terwujudnya inklusivitas sektor keuangan karena memperbesar aksesibilitas publik terhadap produk keuangan," ujar Rini.
Bagi pemerintah, Kartu Tani menjadi basis data petani yang akurat dan terintegrasi. Pemerintah mengetahui secara detil luas lahan pertanian hingga per petak, waktu panen, kinerja petani, dan berbagai hal teknis lainnya.
"Itu semua memudahkan pemerintah untuk menyusun program kebijakan, subsidi, dan bantuan yang lebih tepat sasaran. Misalnya, menyusun manajemen stok pupuk yang lebih rapi sesuai pendataan petani. Pemerintah ingin membangun sistem yang kredibel dan akuntabel. Tidak bisa lagi subsidi jatuh kepada orang yang tidak berhak. Itu semua berangkat dari Kartu Tani ini. Ini sejarah membanggakan bagi bangsa kita," ujar Rini.
Direktur Utama PTPN X Subiyono menambahkan, Kartu Tani merupakan hasil sinergi antara PTPN dan bank-bank BUMN. Sistem di antara perusahaan-perusahaan tersebut terintegrasi. Saat ini di seluruh lingkungan pabrik gula milik PTPN X telah dilakukan pendataan terhadap 8.748 petani dengan sebaran 75.853 petak seluas 58.704 hektare.
"Data tersebut bakal divalidasi secara bertahap melalui foto udara, sehingga presisi petak per petak lahannya. Setelah itu baru diberikan Kartu Tani," ujarnya. (dna/hen)