Dalam pertemuannya dengan nelayan tangkap di Kabupaten Jepara, Susi menjanjikan memberi izin kepada nelayan Pantura, untuk dapat menangkap ikan di Natuna. Sebab, selama ini banyak aktivitas illegal fishing yang dilakukan kapal ikan asing.
Tak hanya wilayah Natuna saja, dirinya juga punya rencana memberikan WPP lainnya untuk nelayan-nelayan Pantura, yang selama ini wilayah tangkapannya sebagian besar hanya terbatas di Laut Jawa atau WPP 712.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, lanjut Susi, pihaknya tidak sembarangan dalam memberikan izin tangkap kepada nelayan Pantura. Syaratnya, nelayan harus mengganti alat tangkap yang selama ini masih menggunakan cantrang. Alat tangkap ini memiliki mata jaring mini ,sehingga saat ditebarkan ikan-ikan kecil ikut tertangkap.
"Ada syaratnya. Orang Natuna, orang Papua, orang Maluku, orang NTT, pasti akan marah kalau Bapak bawa cantrang ke sana. Itu angkut semua, disapu semuanya. Jadi sebelum pindah (WPP), tolong ganti alat tangkapnya," jelas Susi.
Diungkapkannya, pemerintah pusat sudah memberikan fasilitas kredit KUR khusus untuk nelayan yang mau mengganti alat cantrangnya dengan jaring yang lebih ramah lingkungan.
"Saya kira perbankan sekarang sudah siap kasih pinjaman. Jangan pakai cantrang terus, ikan semua hilang kaya bawal putih. Ikan belum sempat bertelor, udah disapu," tutur Susi.
Pemilik maskapai penerbangan Susi Air ini berujar, kementeriannya juga tengah mengebut pembangunan fasilitas perikanan di Kepulauan Natuna.
"Kita sedang bangun cold storage, pelabuhan perikanan juga kita sedang bangun di Natuna," pungkas Susi. (hns/hns)