Sebelumnya diperkirakan defisit anggaran tahun 2016 sebanyak 2,5 persen di mana pemerintah diperkirakan harus menambah utang Rp 17 triliun dengan menerbitkan gross SBN Rp 628 triliun. Sedangkan saat ini dengan melebarnya defisit anggaran hingga 2,7%, pemerintah membutuhkan pinjaman lagi sebesar Rp 27 triliun. Artinya bila ditotal diperkirakan pemerintah harus menambah utang menjadi Rp 44 triliun.
"Kami mengkaji apabila defisit lari arah ke 2,7 persen dari PDB bahwa akan ada tambahan penerbitan Rp 27 triliun lagi," kata Dirjen Pengelola Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Robert Pakpahan, di Kemenkeu, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini memang bisa terjadi karena pelaksanaan front loading yang kami lakukan di awal tahun telah menolong kami sehingga ketika ada pelebaran defisit kami masih punya jadwal-jadwal cost yang bisa dipakai untuk menutup pelebaran defisit," ujar Robert.
"Mudah-mudahan nggak perlu sampai 2,7%, tapi kalau sampai terjadi kami siap melakukan lelang sampai bulan November dan sumber utama adalah lelang SBN rupiah kalau ada private investmen akan kita seyogyanya jumlah ini bisa di serap pasar domestik," imbuhnya. (dna/dna)