Pembangunan Tanggul Anti Banjir Rob di Cilincing Telan Biaya Rp 405 Miliar

Pembangunan Tanggul Anti Banjir Rob di Cilincing Telan Biaya Rp 405 Miliar

Eduardo Hasian Simorangkir - detikFinance
Selasa, 04 Okt 2016 13:51 WIB
Foto: Eduardo Hasian Simorangkir
Jakarta - Proyek pembangunan pengaman pantai di Jakarta Tahap 2 Paket 2 ruas Kalibaru - Cilincing telah dimulai pengerjaannya. Proyek yang masuk dalam program kerja Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (WIKA) Beton Tbk dan PT SAC Nusantara.

Paket 2 ini berlokasi di Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara dengan panjang tanggul 2,2 km. Proyek ini bakal menelan biaya Rp 405 miliar. PT Wijaya Karya, lewat anak usahanya, WIKA Beton, bertanggung jawab menyediakan produk spun pile atau tiang silinder yang digunakan sebagai struktur utama tanggul ini sekaligus melakukan pemasangan dengan nilai kontrak mencapai Rp 188 miliar.

Untuk proyek ini, WIKA Beton memproduksi spun pile sebanyak 1.632 batang untuk pengaman pantai sepanjang 2,2 km ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari pengumuman pemenang hasil lelang, proyek ini menelan biaya Rp 405 miliar dengan waktu kerja 882 hari. Kontrak yang diperoleh untuk WIKA dalam proyek ini sekitar Rp 188 miliar untuk penyediaan spun pile dan pekerjaan pemancangan," tutur Corporate Secretary WIKA Beton, Puji Haryadi di lokasi proyek, Selasa (4/10/2016).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Beton, Entus Asnawi mengatakan bahwa pihaknya optimistis proses konstruksi bisa selesai lebih cepat.

Dari target waktu selesai pekerjaan pada April 2018, diharapkan bisa selesai 4 bulan lebih awal atau akhir 2017. Hal ini didorong dengan penggunaan sistem pemancangan menggunakan metode Inner Bore, yang pengerjaannya bisa tiga kali lebih cepat dari sistem konvensional. Dalam sehari, ada 4 hingga 5 tiang yang bisa dilakukan pemancangan.

"Ini bisa tiga kali lebih cepat dari yang konvensional," ujar dia.

Sejak pengerjaannya bulan Juli lalu, telah dilakukan pemancangan 160 tiang atau spun pile. Pemancangan dilakukan dengan menggunakan metode inner bore yang tidak menghasilkan getaran karena melubangi tanah dengan cara dibor, sambil dimasukkan tiang pancang dengan cara ditekan. Hal ini membuat proses pemancangan tidak menimbulkan kebisingan, tidak bergetar dan tidak mengotori lingkungan kerja.

"Kita melaksanakan pemancangan dengan teknologi ini juga di RS St. Carolus, dan sistem ini sama sekali tidak mengganggu pasien saat pengerjaannya. Sistemnya seolah olah tiang pancang turun dengan sendirinya setelah dilobangin (dilubangi). Dengan ini kotor juga bisa dihindari," jelas dia.

Lanjut Entus, pembangunan tanggul laut ini nantinya akan menata kawasan pesisir pantai utara Jakarta dan sekitarnya, serta mengurangi kerugian ekonomi dan sosial akan banjir rob yang kerap terjadi.

"Jadi ini untuk mengamankan pantai Jakarta dari penurunan dan menyediakan tata ruang bagi warga. Nanti setelah tiang pancang selesai semua, akan dibangun jogging track buat masyarakat, jadi lebih bagus pemandangannya. Masa kita punya pantai tapi nggak bisa nikmatin pantainya," pungkasnya. (dna/dna)

Hide Ads