Menurut pengusaha, ganjalan yang membuat berbisnis di Indonesia tak semudah di negara tetangga dipicu beberapa hal seperti biaya logistik, harga gas dan energi yang tinggi, dan perizinan yang bertele-tele.
"Hambatannya di Indonesia, investor izinnya lama, orang mau ngebor izinnya bertele-tele, panjang," ujar Ketua Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia, Ahmad Safiun, di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Indonesia masih terhalang dengan logistik misalnya karena infrastruktur belum terbangun dengan baik. Salah satu contohnya, jika mengirim barang melalui Pelabuhan Tanjung Priok maka harus melewati kemacetan yang luar biasa sehingga mengeluarkan harga logistik tinggi.
"Alasan industri bagaimana cost logistik, misal dari Jababeka mau kirim ke Tanjung Priok bisa macet setengah hari. Harus ada itikad baik itu dari pemerintah untuk menggenjot infrastruktur untuk industri untuk menciptakan iklim investasi lebih baik," ujar Dadang Asikin, Ketua Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia, dalam kesempatan yang sama.
Dadang menambahkan, dari sisi penyediaan infrastruktur yang memadai serta dukungan perbankan, Indonesia juga masih kalah dibandingkan Singapura dan Malaysia.
"Iklim investasi memang kalau secara fakta salah satu dari investasi adalah support dari perbankan, nggak bisa dilawan. Singapura, Malaysia itu bunganya rendah dan infrastruktur kawasan industri itu terbangun, tentunya orang tertarik di sana," tutur Dadang. (hns/hns)











































