Tiga Hal Ini Bisa Menghambat Laju Investasi di RI

Tiga Hal Ini Bisa Menghambat Laju Investasi di RI

Yulida Medistiara - detikFinance
Selasa, 11 Okt 2016 22:10 WIB
Foto: rengga sancaya
Jakarta - Berdasarkan data Bank Dunia kemudahan bisnis (ease of doing business) Indonesia berada di peringkat 109. Peringkat ini di bawah negara tetangga di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, dan Vietnam.

Menurut pengusaha, ganjalan yang membuat berbisnis di Indonesia tak semudah di negara tetangga dipicu beberapa hal seperti biaya logistik, harga gas dan energi yang tinggi, dan perizinan yang bertele-tele.

"Hambatannya di Indonesia, investor izinnya lama, orang mau ngebor izinnya bertele-tele, panjang," ujar Ketua Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia, Ahmad Safiun, di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahmad mengatakan, mahalnya harga gas membuat investor memilih menunggu sebelum berinvestasi membangun industri di Indonesia. Mereka menunggu kebijakan pemerintah memangkas harga gas untuk industri. Ia juga menyayangkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 40 tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi yang belum dijalankan dengan baik.

Selain itu, Indonesia masih terhalang dengan logistik misalnya karena infrastruktur belum terbangun dengan baik. Salah satu contohnya, jika mengirim barang melalui Pelabuhan Tanjung Priok maka harus melewati kemacetan yang luar biasa sehingga mengeluarkan harga logistik tinggi.

"Alasan industri bagaimana cost logistik, misal dari Jababeka mau kirim ke Tanjung Priok bisa macet setengah hari. Harus ada itikad baik itu dari pemerintah untuk menggenjot infrastruktur untuk industri untuk menciptakan iklim investasi lebih baik," ujar Dadang Asikin, Ketua Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia, dalam kesempatan yang sama.

Dadang menambahkan, dari sisi penyediaan infrastruktur yang memadai serta dukungan perbankan, Indonesia juga masih kalah dibandingkan Singapura dan Malaysia.

"Iklim investasi memang kalau secara fakta salah satu dari investasi adalah support dari perbankan, nggak bisa dilawan. Singapura, Malaysia itu bunganya rendah dan infrastruktur kawasan industri itu terbangun, tentunya orang tertarik di sana," tutur Dadang. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads