Budi mengatakan, kendala terbesar yang diperolehnya dari kunjungan kali ini adalah terkait operasi Terminal Mengwi yang hingga kini masih belum optimal.
Meski berstatus sebagai satu-satunya terminal tipe A atau terminal penghubung Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Bali, tetapi bus antar provinsi jarang yang berhenti dan beroperasi di Terminal Mengwi. Operator bus tetap memilih beroperasi di Terminal Ubung di Denpasar yang statusnya tipe B.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Budi Karya Pimpin Rapat Bahas Permasalahan Terminal di Terminal Mengwi, Bali |
Dari laporan pengelola Terminal Mengwi yang diterimanya, saat ini hanya 80 bus AKAP yang beroperasi dari total kapasitas tampung hingga 150 bus. Bagi pengelolaan terminal, kondisi ini memberi masalah tersendiri yakni berkurangnya pendapatan terminal.
Pendapatan yang diperoleh dengan operasi saat ini hanya sebesar Rp 100 juta per tahun, padahal biaya operasional terminal mencapai Rp 3 miliar per tahun.
Selain menimbulkan masalah bagi operasional di Mengwi, masalah lain juga dihadapi terminal Ubung.
"Akibatnya di Terminal Ubung itu padat sekali. Ini jadi masalah karena jalanan di sekitar Terminal Ubung jadi macet. Harusnya bebannya bisa dikurangi kalau bus AKAP mau dipindah ke sini (ke Terminal Mengwi)," kata Budi di Terminal Mengwi, Badung, Bali, Minggu (23/10/2016).
![]() Menteri Perhubungan Budi Karya Sampaikan Hasil Rapat Membahas Permasalahan di Terminal Mengwi |
Hal ini, kata Budi, bisa menimbulkan masalah rambatan alias masalah turunan dari kepadatan di Ubung.
"Karena padat, banyak angkutan umum yang akhirnya enggak masuk terminal. Mereka hanya melintas saja, tapi enggak masuk terminal. Akhirnya ini jadi peluang pungli," jelas Budi.
Untuk itu, pengalihan operasi bus AKAP dari Terminal Ubung ke Terminal Mengwi harus segera dilakukan agar masalah-masalah yang terjadi di dua terminal bus ini bisa segera diatasi.
Namun, dari penjelasan pengelola terminal yang diterimanya, bukan hal mudah mengalihkan lalu lintas bus AKAP dari Terminal Ubung ke Terminal Mengwi.
"Kendaraan kecil, angkutan kota itu jarang yang mau ke sini (Terminal Mengwi) karena lokasinya jauh. Akhirnya AKAP-nya juga enggak mau ke sini karena nanti penumpangnya komplain karena enggak ada kendaraan penghubung ke lokasi-lokasi yang lainnya," papar Budi.
Mengatasi masalah itu, menurut Budi, pihaknya akan memberikan subsidi atau sejenis insentif agar pengemudi angkutan kecil mau beroperasi dan masuk ke Terminal Mengwi. Tujuannya agar bus AKAP mau dipindahkan juga operasinya ke Terminal Mengwi yang memiliki luas area hingga 15 hektar ini.
"Dikaji saja, kalau memang butuh disubsidi, nanti saya siapkan supaya mereka mau masuk ke Mengwi. Enggak numpuk di Ubung lagi," pungkas dia.. (dna/drk)