Rencananya, pelabuhan tersebut akan mengadopsi model Tsukiji Fish Market seperti di Jepang.
Berdasarkan pantauan detikFinance di lokasi, Rabu (2/11/2016), kawasan pelabuhan yang terbagi menjadi dua bagian tersebut, yakni kawasan timur dan barat, tidak banyak kegiatan yang berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dermaga bagian barat, wilayah yang juga merupakan satu-satunya lokasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) tampak sepi kegiatan.
Dari sekian banyak kapal yang terparkir di kawasan tersebut, hanya ada satu-dua kapal nelayan yang sedang melakukan bongkar muat hasil tangkapan, dan tidak terjadi kegiatan pelelangan ikan sama sekali di wilayah tersebut.
![]() |
Tidak jauh berbeda seperti dermaga barat, wilayah dermaga timur juga tidak terlalu banyak kegiatan, hanya terlihat sejumlah kapal-kapal yang terparkir di dermaga tersebut, tanpa melakukan kegiatan apapun.
Kapal-kapal yang terparkir pun masih terlihat berantakan. Sekilas, kapal-kapal tersebut hanya parkir seadanya dan menumpuk tidak karuan
Di kawasan dermaga barat maupun timur, banyak terdapat toko-toko yang dijadikan kantin atau tempat makan, berderet namun tidak tertata dengan rapi.
![]() |
Untuk kawasan TPI yang tertelak di wilayah dermaga barat tengah dilakukan renovasi. Bangunan tua tersebut sedang dilakukan perbaikan agar mengikuti standar internasional, yang nantinya bakal dibuat dengan konsep indoor dan tertutup menggunakan air conditioner (AC).
Sejumlah ruas jalan di kawasan pelabuhan sendiri juga masih terbilang seadanya. Genangan air banyak ditemukan di beberapa ruas jalan, sampah pun demikian, masih banyak beserakan di setiap tempat.
Rata-rata bangunan yang terdapat di sana juga merupakan bangunan tua yang terlihat sedikit rapuh. Di beberapa lokasi, juga ada sebagian bengkel-bengkel besi bekas serta pertokoan yang tidak beraturan.
Jika baru pertama kali datang ke tempat tersebut, dipastikan akan merasa bingung dengan denah Pelabuhan Muara Baru, itu lantaran minimnya petunjuk jalan yang tersedia di sana.
![]() |
Jika dibandingkan dengan Tsukiji Fish Market di Jepang, tentu Pelabuhan Muara Baru masih jauh tertinggal. Tsukiji Fish Market atau pasar ikan Tsukiji adalah pasar ikan terbesar di dunia.
Merupakan pasar ikan yang setiap harinya terkumpul tak kurang dari 2.800 ton dari 450 jenis ikan dari berbagai nelayan seluruh Jepang, bahkan konon seluruh dunia).
Inilah yang kemudian membuat pelelangan ikan Tsukiji dinobatkan sebagai pusat grosir ikan dan seafood terbesar di dunia.
Bahkan, selain sebagai pasar ikan, Tsukiji juga dikenal sebagai salah satu tempat pariwisata di Jepang. Hal itu tak lepas dari keadaan di tempat tersebut yang membuat nyaman para pengunjungnya.
Semua tempat, mulai dari TPI hingga dermaga untuk kapal tertata dengan rapi di tempat tersebut. Kebersihan juga sangat terjaga di Tsukiji Fish Market, sangat berbeda jika dibandingkan dengan kondisi Pelabuhan Muara Baru.
Di Tsukiji Fish Market sendiri, terbagi dua bagian wilayah secara keseluruhan, yakni pasar dalam dan pasar luar.
Khusus di pasar dalam, Tsukiji menggunakannya sebagai tempat pelelangan dan pengolahan ikan. Sedangkan untuk di pasar luar, terdapat toko-toko yang menjual berbagai kebutuhan dapur dan sejumlah restoran yang tertata rapi.
![]() |
Tidak salah memang jika Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti ingin menjadikan Pelabuhan Muara Baru sebagai pusat perikanan nasional atau NFC dengan mengadopsi konsep Tsukiji Fish Market.
Namun, jika diamati lebih dalam, sepertinya membutuhkan waktu yang cukup lama dan keseriusan untuk mengubah Pelabuhan Muara Baru menjadi daerah yang bisa dibanggakan seperti Tsukiji Fish Market.
Perlu perombakan besar-besaran untuk membuat hal tersebut menjadi nyata. (ang/ang)