Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, TPT tersebut setara 5,61% dari total jumlah rakyat Indonesia.
"Tujuh juta ini orangnya bukan itu-itu saja. Mobilitas tinggi orang kerja memutuskan berhenti karena menjadi bukan angkatan kerja, seperti ibu-ibu memutuskan jadi ibu rumah tangga begitu juga sebaliknya," kata Kecuk di kantornya, Senin (7/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah penduduk bekerja meningkat 3,59 juta sedangkan tingkat pengangguran turun 530.000 orang," jelasnya.
TPT di kota dan desa Agustus pada 2016 masing-masing 6,60% dan 4,51%. Menurutnya, TPT di kota selalu lebih tinggi dari desa.
"TPT untuk pendidikan SMK menempati posisi tertinggi 11,11% disusul TPT SMA 8,73%. TPT terendah pada tingkat pendidikan SD ke bawah 2,88%. Hal ini dikarenakan mereka cenderung mau menerima pekerjaan apapun, sementara mereka yang berpendidikan tinggi lebih cenderung memilih pekerjaan yang sesuai," tambahnya.
Ia mengatakan, sebanyak 72,78% dari tenaga kerja RI bekerja lebih dari 35 jam per minggu, dia produktif. Sementara yang bekerja antara 25-34 jam sebanyak 11,59% diikuti 9,95% sebanyak 15-24 jam.
"Mayoritas masih didominasi tenaga kerja SD ke bawah 42,2% sementara Universitas 9,37%," katanya. (ang/hns)