"Meskipun ada surplus, baik ekspor maupun impor masih mengalami pertumbuhan negatif," ungkap Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (15/11/2016).
Ekspor di Oktober sebesar US$ 12,68 miliar atau naik 0,88% dibandingkan September 2016. Ekspor migas turun 2,85% dari US$ 1,06 miliar menjadi US$ 1,03 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak Agustus mulai ada kenaikan ekspor dibandingkan tahun lalu sudah lebih tinggi, kita harapkan kembali naik," terang Kecuk.
Akumulasi Januari-Oktober 2016
US$ 127,33 miliar atau turun 8,04% dibandingkan periode yang sama di 2015.
Non migas US$ 111,55 miliar atau turun 4,65%.
Share terbesar
Lemak dan minyak hewan nabati US$ 13,89 miliar
Bahan Bakar Mineral US$ 11,47 miliar.
Pangsa pasar ekspor
Amerika Serikat US$ 12,89 miliar (12,12%)
Jepang US$ 10,87 miliar (10,70%)
China US$ 11,39 miliar (10,03%)
ASEAN US$ 23,43 miliar (22,03%)
Uni Eropa US$ 11,69 miliar (10,95%)
Sedangkan impor tercatat US$ 11,47 miliar atau naik 1,55% dibandingkan September 2016. Migas turun 13,13% dari US$ 1,77 miliar menjadi US$ 1,53 miliar. Non migas naik 4,27% dari US$ 9,53 miliar menjadi US$ 9,94 miliar.
Dibandingkan Oktober 2015 turun 3,27% dari US$ 11,11 miliar. Akumulasi Januari-Oktober 2016 adalah US$ 110,17 miliar. Porsi impor terbesar adalah kelompok bahan baku/penolong yang mencapai 74,53% atau US$ 82,1 miliar.
Pangsa pasar impor
China US$ 24,48 miliar
Jepang US$ 10,64 miliar
Thailand US$ 7,30 miliar
ASEAN US$ 20,65 miliar
Uni Eropa US$ 8,72 miliar. (mkl/hns)











































