Peternak Sapi Perah: Kalau Hitungan Akuntasi, Kami Rugi Terus Jual Susu

Peternak Sapi Perah: Kalau Hitungan Akuntasi, Kami Rugi Terus Jual Susu

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2016 16:43 WIB
Foto: Muhammad Idris
Bogor - Nasib peternak sapi perah di Indonesia bisa dibilang cukup memprihatinkan. Padahal, dari total produksi susu sapi perah lokal 805.000 ton per tahun, 85% berasal dari produksi peternak kecil yang sebagian besar tersebar di Pulau Jawa.

Ketua Koperasi Produksi Susu (KPS) Kabupaten Bogor, Muhammad Nuh, berujar sebenarnya dengan harga susu yang berlaku saat ini, peternak hanya mendapat untung sangat tipis, bahkan rugi jika dihitung biaya pakan dan perawatannya.

Menurut Nuh, umumnya peternak rakyat skala rumahan tak menghitung biaya rumput dan pemeliharaan sapi perah. Rumput bisa didapatkan dari kebun rumah, sementara pemeliharaan dilakukan oleh seluruh anggota keluarga tanpa dibayar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rugi tapi masih bisa jalan, hitungan manajemen akuntansi rugi terus, kalau tenaga kerja dan rumput pakan dihitung. Kenapa rugi masih pelihara sapi? Ya daripada kita nganggur, secara ilmu akuntansi kita rugi sebenarnya," ujar Nuh kepada detikFinance di Sentra Sapi Perah Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Selasa (15/11/2016).

Dia mencontohkan, dengan harga susu sapi segar kualitas baik, oleh pabrik pengolahan susu dihargai Rp 5.500/liter. Setiap hari rata-rata per tahun, satu sapi menghasilkan susu 10 liter, sehingga pendapatan peternak dari satu seekor sapi Rp 55.000.

"Sementara untuk konsentrat satu sapi butuh 6 kilogram, per kilogram konsentrat Rp 3.000, artinya sudah habis Rp 18.000. Belum buat antibiotik, beli sarana prasarana, kebersihan kandang, keuntungannya nggak nutup. Kalau semua dihitung biaya, baru bisa untung kalau di atas Rp 6.000/liter," jelas Nuh.

Alasan lain yang membuat peternak sapi perah masih tetap bertahan, yakni keuntungan yang didapat dari anakan sapi.

"Kita sebutnya sistem tabungan anak, kalau anak sapi lahir kan bisa dijual, atau bisa dibesarkan sendiri di kandang. Satu anakan sapi di sini dijual Rp 3 juta," kata Nuh yang memiliki 20 sapi perah di rumahnya tersebut. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads