Hal itu dikatakan Direktur PT Astra Internasional Tbk sekaligus Presiden Komisaris PT Astratel Nusantara, Paulus Bambang Widjanarko usai syukuran tuntasnya pembangunan seksi 3 ruas Tol Mojokerto-Kertosono, Senin (28/11/2016).
"Tahun ini kami punya target kira-kira 300 Km jalan tol, tapi kami harapkan tahun 2020 kami punya sekitar 500 Km di Tol Trans Jawa," kata Bambang kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, lanjut Bambang, pihaknya baru mendapatkan lima ruas tol sepanjang 226,79 Km yang merupakan rangkaian Tol Trans Jawa. Diantaranya ruas Tol Tangerang-Merak 72,45 Km, Tol Mojokerto-Kertosono 40,5 Km, ruas Tol Semarang-Solo 72,64 Km, Tol Kunciran-Serpong 11,2 Km, dan Tol Serpong-Balaraja sekitar 30 Km.
"Yang sedang kami bangun dan kami harapkan selesai tanahnya Serpong-Balaraja dan Kunciran-Serpong. Yang sudah kami capai sekarang ini sekitar 300 Km. Jadi, masih ada 200 Km lagi kami cari," ujarnya.
Sayangnya, Bambang belum bisa menyebutkan nilai investasi yang akan digelontorkan PT Astratel Nusantara untuk mencapai target 500 Km.
"Nilai investasi belum tahu karena itu jual-beli, belum tahu," tandasnya.
Sementara itu, pembangunan ruas Tol Mojokerto-Kertosono sepanjang 40,5 Km oleh anak perusahaan PT Astratel Nusantara, PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) molor hingga 2,5 tahun. Ruas tol yang dibagi empat seksi itu dimulai tahun 2011 seharusnya selesai tahun 2013. Namun, sampai saat ini baru rampung seksi 1 sepanjang 14,7 Km dan seksi 3 sepanjang 5 Km.
"Progress seksi 2 (19,9 Km) sudah 65%, sedangkan seksi 4 (0,9 Km) mencapai 20%. Kami harapkan selesai Maret tahun depan tol Mojokerto-Kertosono bisa diresmikan," kata Presiden Direktur PT MHI, Wiwiek D Santoso.
Akibat molornya pembangunan ruas Tol Mojokerto-Kertosono, kata Wiwiek, terjadi pembengkakan biaya pembangunan dari Rp 3,4 triliun menjadi Rp 4,3 triliun.
"Pembengkakan karena perencanaan proyek ini tahun 2011 hitungannya sampai 2013 karena sesuai target. Namun, karena molor harga semen naik, upah naik. Kemudian jembatan Brantas yang harus mengubah desain, bengkak menjadi Rp 300 miliar lebih dari bujet Rp 135 miliar," terangnya.
Pembengkakan itu, kata Wiwiek, akan disikapi dengan review ulang masa pengelolaan ruas Tol Mojokerto-Kertosono. Sesuai kontrak dengan pemerintah, PT MHI mempunyai hak pengelolaan selama 35 tahun.
"Tunggu semuanya selesai baru ada review kembali oleh kementerian," tegasnya. (dna/dna)