Ketepatan sasaran dari program tersebut memang sangat penting. Pasalnya anggaran yang dikeluarkan negara cukup besar.
"Kita juga ingin tahu penganggaran pencetakan sawah baru itu benar-benar tepat sasaran, Benar-benar uang dikucurkan akan menambah luas sawah itu sendiri," kata Bambang saat pelantikan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Hasanuddin Zainal Abidin di kantornya, Jakarta, Senin (5/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu, pemerintah mengeluarkan uang tidak sedikit untuk irigasi dan tujuanya adalah menunjang bahan pokok. Tidak terlalu banyak diarahkan untuk tujuan produksi bagi perkebunan atau tanaman komersial," jelasnya.
Kedua hal tersebut, kata Bambang bisa diselesaikan dengan kebijakan one map policy. Ini adalah peta dasar Indonesia yang dibuat oleh Badan Informasi Geospasial, yang meliputi area beserta potensi sumber daya yang ada di dalamnya.
Dari peta dasar, pemerintah dalam membuat kebijakan atau menjalankan program akan lebih terstruktur. Misalnya untuk membangun irigasi, ke depan tidak lagi berada jauh dari sawah yang akan diairi.
"Dengan ketersediaan informasi yang akurat melalui pemetaan yang baik, kita juga diharapkan bahwa jaringan irigasi memang benar-benar diutamakan untuk mengairi sawah dan mampu meningkatkan produksi pangan," kata Bambang.
Harmonisasi program juga akan terjadi setelah Indonesia memiliki peta dasar, antara pemerintah pusat dengan daerah.
"Saya yakini sekali bahwa pemetaan yang baik, akurat, sinkron, sangat membantu rencana pembangunan. Begitu juga proyek infrastruktur yang kita inginkan ketika ada upaya untuk mendorong pembangunan daerah, maka peta bisa menjadi indikasi kita sudah melakukan strategi pembangunan infrastruktur yang tepat," pungkasnya. (mkl/hns)