Hal Ini yang Bikin Sri Mulyani Sedih dan Geram Soal Kepatuhan Pajak

Hal Ini yang Bikin Sri Mulyani Sedih dan Geram Soal Kepatuhan Pajak

Bagus Prihantoro Nugroho - detikFinance
Jumat, 09 Des 2016 23:25 WIB
Foto: Bagus Prihantoro Nugroho
Jakarta - Indonesia sebagai negara kaya sumber daya alam ternyata belum bisa tumbuh ekonominya seperti yang diharapkan. Salah satu kendalanya adalah minimnya sumber keuangan yang dimiliki negara akibat rendahnya realisasi penerimaan pajak yang selalu terjadi setiap tahunnya.

Di sektor pertambangan misalnya, tingginya volume ekspor berbagai komoditas tambang seperti batu bara, emas, nikel, minyak dan gas, ternyata tidak dibarengi dengan tingkat kepatuhan membayar pajak dari penjualan hasil kekayaan alam Indonesia tersebut.

Dari data yang dimilikinya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan hingga saat ini tak lebih dari 50% perusahaan tambang yang sudah melaporkan SPT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para perusahaan pertambangan batubara, oil and gas, di situ pun 50%, tak lebih, yang menyampaikan SPT. Padahal mereka sudah mengambil harta dari bumi perut Indonesia," kata Sri di depan para pengusaha yang dikumpulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).

Hal serupa rupanya juga terjadi di sektor perkebunan. Tingginya volume ekspor produk hasil perkebunan seperti minyak sawit dan lainnya, tidak dibarengi dengan tingkat kepatuhan membayar pajak

"Lebih dari 60% tidak menyampaikan SPT. Yang menyampaikan SPT sebagian cukup besar SPT nya nihil," tutur dia.

Menurt Sri, kondisi ini menggambarkan rendahnya kesadaran para pelaku usaha untuk membayar pajak meskipun sudah mengeruk kekayaan dari bumi Indonesia.

"Jadi republik ini memang nampaknya republik yang seadanya saja. Orang mau bayar pajak, dan kalau mau bayar pajak sesuka-sukanya. Itu membuat saya antara sedih dan geram," tandas dia. (dna/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads