Ketua Umum Gabungan Asosiasi Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengungkapkan hampir sebanyak 70% dari total impor tersebut dipenuhi dari AS. Sisanya berasal dari Brasil, Uruguay, dan Kanada.
"Impor paling besar dari Amerika Serikat, itu porsinya 60% sampai 70%. Sisanya yang 30% dibagi antara Uruguay, Brasil, dan negara lain seperti Kanada," kata Aip kepada detikFinance, Rabu (21/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu kedelai kalaupun masih impor itu dikendalikan Bulog. Sekarang sudah free trade, siapa pun boleh impor, akhirnya petani kedelai nggak diperhatikan," jelas Aip.
Sebagai informasi, kebutuhan kedelai dalam negeri sendiri setiap tahun sebesar 2,7 juta ton dan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sementara produksi kedelai dalam negeri berkisar sekitar 800.000 setahun dengan kekurangannya dipenuhi dari impor. (wdl/drk)