Bukan sebaliknya jadi sasaran empuk pasar barang impor.
"Ekspor di perbatasan tinggal lempar saja, di mana persoalannya. Lempar (ke negara tetangga) sudah ekspor. Saingan kita Vietnam atau Pakistan lebih jauh jaraknya. Ini pasar kita negara tetangga, kenapa kita nggak bisa suplai," ujar Amran di Rakornas Kementerian Pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal kalau kita ekspor tinggal nyebrang saja dari Entikong. Padi organik di Malaysia harganya US$ 6/kg, itu bisa jadi celah kesejahteraan petani. Kami minta bangun 50.000 hektar di Entikong untuk persiapan ekspor ke Malaysia," ungkap Amran.
Selama ini, menurut Amran, daerah perbatasan hampir tidak pernah dilirik untuk dijadikan sentra produksi pangan. Sebaliknya, yang terjadi malahan jadi pasar bagi bahan pangan impor dari negara tetangga.
"Saya ke Kepulauan Riau, 71 tahun merdeka di sana orang nggak tahu batang padi karena nggak ada padi (ditanam) di sana. Beras, bawang, cabai, sayur masuk dari Singapura," kata Amran. (idr/hns)











































