"Ini cabai saja teriak, karena apa? Malas (menanam). Kalau setiap rumah tangga tanam cabai, 8 bulan selesai persoalan. Hanya 5 batang, tanam di 5 pot," ucap Amran saat kunjungan kerjanya di Kecamatan Buke, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/1/2017).
"Ini kekuatan ibu-ibu kita yang dimanfaatkan. Ada 126 juta ibu-ibu atau hampir 50% jumlah penduduk. Kalau bergerak, kurangi gosipnya 5 menit saja, 5 menit setiap pagi pakai buat tanam cabai, selesai persoalan," katanya lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, dirinya cukup kesal pemberitaan mahalnya harga cabai ini seolah tak ada habis-habisnya. Di sejumlah daerah, harga cabai rawit sendiri saat ini belum juga beranjak turun dari harga di atas Rp 100.000/kg.
"Yang kemarin-kemarin dibahas cabai terus, aku hanya bisa urut dada. Padahal cabai yang mahal itu jenis cabai rawit. Begitu banyak cabai, tapi satu cabai jadi pembahasan," tandas Amran. (idr/dna)