Dalam sambutannya, JK berpesan agar pertumbuhan yang adil dan merata. Dirinya tidak ingin melihat ketimpangan begitu jelas terjadi, misalnya masih adanya bangunan kumuh di tengah pemukiman mewah.
"Kita tidak ingin rumah mewah tapi di belakanganya rumah kumuh. Siapapun bangsa ini kerja keras bersama-sama kesejahteraan dirasakan semua orang," jelas JK di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak ada gunanya tumbuh tapi tidak adil, tidak ada gunanya tumbuh tapi tidak adil. Kita harapkan sektor keuangan ikut serta dalam kebijakan itu," tutur JK.
JK menambahkan, fokus pemerintah dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke depan juga akan menyasar ke sektor yang lebih produktif. Selama ini, KUR sebagian besar diserap sektor perdagangan yang tidak terlalu banyak menyerap lapangan kerja.
Ke depan, penyaluran KUR difokuskan ke sektor perkebunan, pertanian, juga perikanan sehingga mampu memberikan dampak ekonomi yang lebih besar.
"Kita akan berikan plot besar belanja modal pembangunan tetap pada usaha pertanian baik," tutup JK.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad juga mengatakan, alokasi KUR ke sektor perdagangan sebelumnya mencapai 66,8%. Dengan diperluas sektor penyaluran KUR, diharapkan bisa memberikan dampak ekonomi yang lebih baik di berbagai daerah.
"KUR diketahui lebih banyak ke perdagangan dan jasa. Kita ingin ke sektor produktif, perkebunan, pertanian, perikanan, dan sebagainya," tutur Muliaman. (mkj/mkj)