Sri Mulyani: Pajak Menentukan Jatuh Bangun Negara Ini

Sri Mulyani: Pajak Menentukan Jatuh Bangun Negara Ini

Maikel Jefriando - detikFinance
Senin, 16 Jan 2017 14:42 WIB
Foto: Maikel Jefriando
Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan pentingnya penerimaan pajak kepada para Pemuka Agama. Saking pentingnya, pajak menjadi salah satu indikator utama yang menentukan jatuh bangunnya negara.

"Itu sangat menentukan jatuh bangun negara ini," kata Sri Mulyani dalam dialog dengan Pemuka Agama di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Senin (16/1/2017).

Sri Mulyani menjelaskan, porsi pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai 85%. Pada APBN 2017, setelah digabung dengan bea dan cukai serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) maka nominalnya mencapai Rp 1750 triliun. Sementara belanja Rp 2.080 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau penerimaan kurang dari belanja, maka kita harus lakukan pembiayaan atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan utang," terang Sri Mulyani.

Meski demikian, pengelolaan belanja negara juga sangat penting. Banyak negara yang justru tenggelam dalam krisis, karena tidak mampu mengelola belanja. Padahal dari sisi penerimaan sudah sangat bagus.

"Belanja juga sama pentingnya dengan penerimaan. Kalau negara belanjakan untuk hal-hal yang salah pasti akan terjadi krisis," paparnya.

Pengelolaan penerimaan dan belanja juga digunakan untuk mengatasi kesenjangan antar wilayah. Jawa memegang porsi penerimaan terbesar dibandingkan pulau lainnya, akan tetapi dalam hal belanja tetap harus dibagi sesuai kapasitas dengan pulau lainnya.

Sebanyak 80% penerimaan berasal dari Jawa, yaitu Rp 1.143 triliun dan belanja yang diberikan melalui Kementerian Lembaga (KL) dan transfer ke daerah adalah Rp 302,8 triliun. Sumatera dengan penerimaan Rp 141 triliun diberikan belanja Rp 332 triliun.

"Sumatera Rp 88 triliun lebih tinggi dari yang dia kontribusikan," ujar Sri Mulyani.

Selanjutnya Kalimantan dengan penerimaan Rp 86 triliun, diberikan belanja Rp 93,9 triliun. Sulawesi dengan penerimaan Rp 19,7 triliun diberikan Rp 104,5 triliun untuk belanja dan Papua dan Maluku sebesar Rp 18,4 triliun, diberikan belanja Rp 89,6 triliun.

"APBN merupakan salah satu mesin yang secara de facto paling efektif mencoba menciptakan keutuhan negara," tandasnya. (mkj/dna)

Hide Ads