Salah satu pedagang yang merugi misalnya Alfin, dia mendapatkan informasi dari temannya pada sekitar pukul 05.00 WIB. Dia langsung datang ke lokasi untuk menyelamatkan barang-barang yang ada di Blok II lantai I. Namun apa daya, hanya 20% barangnya yang bisa terselamatkan.
"Pas datang lantai dasar belum ada api. Kalau barang rata-rata bisa selamat itu hanya yang lokasinya dipinggir saja, lantai 2 habis," ujar Alfin, di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (20/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerugian sekitar Rp 100-200 juta karena 80% barang hampir tidak bisa diselamatkan, hanya 20% nya," kata Alfin.
Dalam sebulan omzetnya bisa mencapai Rp 90 juta tetapi dengan adanya musibah ini dia menderita banyak kerugian. Selain itu, dua orang karyawannya terpaksa menjadi pengangguran sementara hingga dia mendapatkan lokasi penampungan.
"Dengan adanya kebakaran jadi pengangguran sementara kita belum jualan lagi. Sekarang lagi bingung, bersedih, dan nunggu kejelasan," ujarnya.
Pedagang lainnya, Doni mengaku sama sekali tidak dapat menyelamatkan barang dagangannya. Kiosnya yang terletak di lantai dasar Blok II itu sudah dipenuhi asap ketika dia datang pukul 05.00 WIB pada Kamis lalu sehingga dia tak sanggup menyelamatkan barang dagangannya.
Atas kejadian ini, dia mengaku mendapat kerugian hingga puluhan juta. Dua orang karyawannya terpaksa tidak bisa bekerja di tempatnya lagi.
"Puluhan jutaan ruginya harapannya segera dapat penampungannya buat makan hari-hari. Di rumah sudah tidak ada sisa barangnya," kata Doni.
Dia mengaku telah membayar sewa lapak Rp 75 juta berukuran 3x4 dalam setahun. Namun, karena masih 5 bulan lagi kontraknya belum habis sementara barangnya habis dia tidak bisa berjualan kecuali mendapatkan utang sebagai modal.
"Itu saya kontrak sudah bayar setahun masih sisa 5 bulan lagi. Sekarang kalau mau buka ya tunggu siapa yang mau ngutangin," pungkasnya.
(mkj/mkj)