Langkah Proteksionis Trump Dinilai Bakal Rugikan AS

Langkah Proteksionis Trump Dinilai Bakal Rugikan AS

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 23 Jan 2017 15:38 WIB
Foto: Tim Infografis, Mindra Purnomo
Jakarta - Donald Trump telah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Dalam pidato pertamanya Trump menyebutkan slogan 'America First' alias mengutamakan AS. Di mana salah satu unsurnya adalah tentang proteksionisme terhadap barang dari negara lain.

Kebijakan proteksionisme yang dijanjikan Trump, menurut Senior Economist Standard Chartered Bank Aldian Taloputra, dinilai cukup bertolak belakang dengan komitmen negara-negara di dunia di mana perlu menjalin kerja sama untuk memperkuat ekonomi.

Jika kebijakan proteksionisme benar-benar diterapkan, maka akan merugikan AS sendiri karena beberapa industri di AS membutuhkan bahan baku dari negara tetangganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal kita tahu antar negara kan saling membutuhkan. Contohnya kaya tadi Meksiko ternyata ada juga beberapa industri di AS yang men-serve kebutuhan atas permintaan dari Meksiko," kata Aldian dalam acara 2017 Standard Chartered Bank Global Research Briefing di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (23/1/2017).

America First juga berbicara tentang 25 juta lapangan kerja baru dalam 10 tahun ke depan. Jumlah pengangguran akan ditekan Trump dengan menggenjot sektor industri manufaktur di AS. Karena itu dia memenangkan suara pemilu di wilayah yang menjadi kunci industri manufaktur, seperti Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania.

Hal ini tidak lepas dari hilangnya 5 juta lapangan pekerjaan di sektor manufaktur sejak tahun 2000. Hampir semua dari 11 juta lapangan kerja yang tercipta di bawah kepemimpinan Presiden Barack Obama, datang dari sektor jasa.

Aldian menilai perlu waktu untuk memastikan slogan tersebut lahir dalam bentuk kebijakan. Meski lebih spesifik sempat diwacanakan kenaikan anggaran infrastruktur, pemangkasan tarif pajak untuk bisnis dan individu, menata kembali perjanjian-perjanjian perdagangan, terutama dengan China dan Meksiko.

"Jadi terus terang kita masih lihat ini seperti apa kebijakannya, realisasinya akan seperti apa," tutup Aldian.

Adanya rentang waktu, menurut Aldian adalah ketidakpastian bagi investor. Sebab ada kemungkinan juga kebijakan tersebut akan batal. "Itu terus terang kita lihat masih jauh, ketidakpastiannya masih tinggi. Kalau kita lihat pidatonya kemarin cukup proteksionis karena America First, tapi kita perlu lihat bentuk kebijakannya akan seperti apa. Bener enggak sih dia akan seperti itu," pungkasnya.

(mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads