"Kalau dilihat ketimpangan di Indonesia, Indonesia it's not only Jakarta atau Jawa. Walaupun kalau dilihat dari sisi PDB atau kontribusi terhadap tax, like it or not, Jawa mendominasi ekonomi Indonesia. 80% penerimaan negara dari pajak berasal dari Jawa sendiri," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam paparannya di CIMB Niaga Economic Forum di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Kamis (26/1/2017)
Namun jika melihat Indonesia sebagai suatu negara kesatuan, maka pemerintah harus membuat pola pembangunan yang tidak lagi Jawa sentris. Hal inilah yang mendorong pemerintah melakukan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi global yang tidak pasti menjadi salah satu tantangan Indonesia melakukan pemerataan pembangunan tadi. Untuk itu, guna menjaga daya tahan pulau-pulau di luar Jawa tetap tumbuh, setiap provinsi yang ada di luar Jawa harus mengubah pola mata pencahariannya, dari yang bergantung pada satu komoditas saja menjadi banyak sumber.
"Kalau dilihat dari komposisi ekonomi antar pulau di Indonesia, yang terjadi dalam tiga tahun ini, terutama Sumatera, Kalimantan dan Papua is still very much depending on one activity. Apakah comodity base, pertanian dan pertambangan," tutur dia.
Sedangkan Bali dan Jawa adalah 3 wilayah yang memiliki diversifikasi cukup besar. Ini menjelaskan kenapa pertumbuhan ekonominya stabil dan lebih tinggi dibanding pulau lainnya.
"Makanya tidak heran pukulan paling telak dalam 3 tahun terakhir dirasakan tiga pulau tadi, terutama Kalimantan dan Papua yang mengalami penurunan growth. Karena ketergantungannya hanya pada beberapa komoditas. Ini PR, bahwa kita tidak hanya transfer ke luar pulau Jawa, tapi juga pastikan mereka bisa kembangkan ekonomi diversifkasi, sehingga mampu menghadapi kalau ada 1-2 sektor mengalami pukulan dari dalam atau luar," pungkas Sri Mulyani. (ang/ang)