Menurut Presiden Direktur PT PP Infrastruktur, Partha Sarathi, nantinya proyek dengan panjang 6 kilometer tersebut bakal melalui 6 stasiun.
"Nanti 6 kilometer sampai ke Tegalega. Nanti kira-kira totalnya (melewati) sampai 6 stasiun," ungkap Partha kepada detikFinance, Jakarta, Sabtu (28/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti dua stasiun lagi, antara Tegalega dan Pasar baru. Satu lagi antara Tegalega dengan Dalem Kaum," ungkap dia.
Partha juga mengatakan, pihaknya bakal menyiapkan sekitar 10 unit kereta untuk proyek tersebut. Lalu dari 10 unit kereta tersebut dapat menampung hingga 40 ribu orang setiap harinya, dengan kapasitas maksimal per kereta sebanyak 50 orang.
"Keretanya lebih kurang ada 10 (unit). Satu keretanya bisa menampung 50 puluh orang. Lalu lintasnya 40 ribu orang perhari," terang Partha.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahwa sementara proyek LRT ini akan diterapkan di Kota Bandung saja. Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan jika kota-kota lain juga dapat menggunakan moda transportasi ini, tergantung respons dari masyarakat sendiri.
"Nanti suatu waktu kita tawarkan (proyek ini ke kota lain). Sementara ini di Bandung dulu. Jadi kalau orang sudah melihat ini bagus, ya kita akan buat di Jakarta. kita lihat apa kekurangannya, nanti kita improvement, dan bukan Jakarta saja, di tempat lain juga kita akan tawarkan, seperti di Surabaya," tutupnya.
Manfaat Proyek Metro Kapsul
Apa saja manfaat yang dapat dirasakan dari warga Bandung dengan proyek senilai Rp 1 triliun tersebut?
Partha menjelaskan, dengan moda transportasi ini maka masyarakat dapat mengurangi waktu tempuh perjalanan, mulai dari Stasiun Bandung, ke Dalem Kaum, hingga ke Tegalega.
"Kira-kira untuk sekali putar stasiun ini 15 menit saja, dari Dalem Kaum ke Kebonjati, balik lagi ke stasiun. Kalau ke Tegalega itu sekitar 25 menit. Ini anti macet, dan on time dari satu tempat ke tempat lain. Bisa dilihat, kalau dari Dalem Kaum ke Kebonjati itu macetnya luar biasa," ungkap Partha kepada detikFinance, Sabtu (28/1/2017).
Selain untuk menghindari kemacetan, moda transportsi dari dalam negeri ini juga berguna untuk mengurangi polusi udara yang ada.
"Dan juga dengan menggunakan (Metro Kapsul) ini, kotanya juga menjadi lebih bersih, asapnya (polusi) berkurang," tambah dia.
Yang utama ialah, kata Partha, teknologi asli Indonesia ini dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat, karena harganya yang relatif murah.
"Yang jelas ini dari sisi biaya lebih murah. Targetnya tarifnya berkisar Rp 5.000 sampai Rp 7.500. Artinya, daya beli masyarakat bisa dijangkau. Kalau yang lain kan belum tentu bisa semurah ini," tuturnya. (ang/ang)