Kebijakan ini juga ditakutkan bisa mengurangi volume dan nilai ekspor Indonesia ke depan.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati menyebutkan, jika adanya proteksionisme AS maka Indonesia harus mencari pasar baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pendapatan Per Kapita RI Naik Jadi Rp 47,96 Juta/Tahun
Dirinya menambahkan, nilai ekspor Indonesia selama ini terbesar meliputi China, AS, dan Jepang. Ketiga negara tersebut merupakan mitra dagang terbesar Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini.
"Mereka kan kadang-kadang shifting ya ini dari sekarang China besok ke AS besok ke Jepang. Cuma itu sih ya, tetap tiga besarnya itu aja," kata Sri.
Di sisi lain, merangkaknya harga komoditas juga memberikan angin segar bagi ekspor Indonesia. Dengan naiknya harga komoditas, maka nilai ekspor Indonesia ke depan bisa meningkat.
"Harapannya dengan harga komoditas yang mulai cukup tinggi dan beberapa negara mitra dagang kita juga tumbuh cukup bagus, harapan kita sih masih naik ya," tutup Sri. (mkj/mkj)











































