Muatan kapal yang datang dari daerah akan dipindahkan ke kapal yang lebih besar untuk dikirim ke negara tujuan ekspor. Pada tahap pertama, akan dimulai transhipment dengan negara tujuan Asia Timur di mana kargo berasal dari Sumatera dan Jawa.
"Tahap pertama akan dimulai dengan transhipment untuk tujuan Asia Timur yang kargo-nya berasal dari Sumatera Tengah atau Selatan dan Jawa," kata Direktur Pelindo II, Elvyn G Masassya, kepada detikfinance, Rabu (8/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Transhipment port dan hub, lebih diartikan ada cargo konsolidasi dari Sumatera dan Jawa yang tujuannya Asia Timur/eropa/USA. Sebagai contoh, Sulawesi bisa ekspor langsung ke Filipina. Belawan bisa ekspor langsung ke Malaysia, sepanjang negara tersebut merupakan tujuan langsung," ujar Elvyn.
Baca juga: Pertengahan 2017 Ekspor RI Tak Perlu Lewat Singapura Lagi
Dengan dijadikannya Priok sebagai hub internasional, maka kapal-kapal berkapasitas besar hingga 12.000 TEUs per vesssel akan singgah di Priok. Kapal tersebut untuk mengangkut barang kiriman dari daerah menuju negara tujuan secara langsung.
"Nah dengan menjadikan Priok sebagai transhipment port maka kapal besar akan datang ke Jakarta dan membawa barang-barang dari Indonesia yang sudah dikonsolidasikan di Priok," ujar Elvyn.
Elvyn mengatakan saat ini Priok berkapasitas 8,5 juta TEUs, saat ini sedang dibangun dalam proses 2 terminal lagi yang berkapasitas total 3 juta TEUs. Kapasitas ini dinilai sudah dapat menjadikan Priok sebagai hub.
"Kapasitas terpasang pelabuhan sekarang mencapai 8,5 juta TEUs, dan sedang dibangun 3 juta TEUs lagi. Total ekspor-impor Indonesia adalah 5,6 juta TEUs per tahun," ujarnya.
(dnl/mkj)