Dari 12 halte itu, 10 di antaranya berada sejajar dengan jalan layang non tol tersebut. Sementara, ada tiga halte yang dinilai paling tinggi dari dasar jalan raya. Yakni halte JOOR W2, Halte CSW, dan Halte Cipulir.
Kepala Bidang Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga, Heru Suwondo mengatakan, ketiga halte tinggi itu bakal dilengkapi dengan fasilitas eskalator hingga lift, untuk dapat mempermudah penumpang Trans Jakarta naik ke atas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa fasilitas tersebut bakal disiapkan sebelum jalur busway koridor XIII ini diresmikan pada bulan Juni 2017 nanti.
"Tentunya sebelum beroperasi diharapkan sudah rampung," terang Heru.
Diketahui, jalan layang non tol yang khusus untuk Trans Jakarta ini terbagi dua arah dengan ketinggian bervariasi, antara 18 hingga 23 meter, sesuai dengan letak dan tata ruang kondisi ruas jalan di bawahnya. Jalan layang akan dilengkapi dengan 12 halte Transjakarta
Masing-masing paket akan dilengkapi satu-dua halte yang dikerjakan oleh para kontraktor. Adapun kontraktor paket Tendean akan mengerjakan halte Trans TV, kontraktor paket Santa akan mengerjakan halte Rawa Barat, kontraktor paket Taman Puring akan mengerjakan halte Stasiun MRT, dan kontraktor paket Trunojoyo akan mengerjakan halte Tirtayasa.
Sementara untuk pengerjaan dua halte ada di paket Kebayoran Lama (halte Kebayoran Baru dan Taman Puring), paket Seskoal (halte Seskoal dan Carrefour), paket Kostrad (halte Swadarma dan Cipulir), dan paket Adam Malik (halte Kampus Budi Luhur dan JORR W2). (ang/ang)