Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Imam Santoso mengataan, 9 bendungan baru yang akan dibangun merupakan bagian dari 65 bendungan yang bakal dibangun sepanjang 2014 sampai 2019.
"Itu program kita di Indonesia untuk mendukung nawacita, punya program kedaulatan pangan, ada beberapa yang mesti dipenuhi yakni salah satunya bagaimana memenuhi kebutuhan air, kemudian kebutuhan air itu yang kita dapat dari membangun 65 bendungan tadi," kata Imam disela-sela acara Meeting Gathering Narbo ke-6 di Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (23/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, ia mengaku belum bisa memastikan kapan masing-masing bendungan tersebut bakal dilakukan konstruksi, lantaran belum adanya penandatanganan kontrak dalam waktu dekat.
Menurut Imam, pembangunan bendungan yang digencarkan pemerintahan kabinet kerja agar bisa dimanfaatkan sektor lain, seperti ketahanan pangan, listrik, hingga pengendalian banjir.
"Jadi selain ketahanan pangan, bendungan juga ya ada untuk energi, pengendali banjir, pengaman pantai, penyediaan air baku. Program utamanya ketahanan pangan ya fokus di bendungan. Tapi kita juga ada pengendalian banjir karena kan banjir ini di mana-mana," tambahnya.
Lanjut Iman, dari 65 bendungan yang ingin dibangun pemerintah, yang sudah masuk tahap konstruksi sebanyak 30 bendungan. Dan tahun ini ditambah 9 pembangunan bendungan baru.
"Jangan salah pengertian, jadi begini membangun bendungan itu ga setahun jadi tapi tiga sampai empat tahun hampir lima tahun tergantung besarnya. kami mulai membangun dari 2014 sampai 2019. ada yg selesainya tahun 2019 sebanyak 29 bendungan dari 65 itu ada juga yang lanjut terus/ kalau semua selesai 2022. itu yang selesai. Sekarang on going sedang dibangun 30 bendungan. 2017 ini membangun 9 bendungan baru sehingga nanti ada 39 bendungan baru sampai 2017," kata dia.
Sampai saat ini, kata Imam, pembangunan bendungan masih menggunakan APBN, namun dirinya mengaku tidak mengingat biaya investasi seluruh bendungan yang akan dibangun pemerintah.
"Artinya gini pada saat ini yang dibangun menggunakan dana APBN adalah bendungan, kalau investor minat itu di spam. Tapi kalau ketahanan pangan bendungan semua dari APBN dan beberapa pinjaman dari luar yang sedang kami bicarakan, jadi sampai 2019 dibangun 65 selesainya 2022, kalau 2019 jadinya 29 bendungan dari 65," tukasnya. (dna/dna)