"Ya angka inflasi Februari itu ada dalam range yang diharapkan. Kalau sebulan itu di bawah 0,3% kalau di bagi 4% di bagi 12 bulan 0,3%, itu oke. Memang untuk makanan dia negatif turun, ada beberapa sebab, hubungan kuat dengan musim. Sama sudah tinggi dibulan lalu, kalau pangan tinggi kecendrungan lawannya pada bulan berikutnya," tutur Darmin di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Menurut Darmin, harga pangan memang menjadi acuan dalam penghitungan inflasi. Namun dirinya mengaku tidak khawatir atas laju kenaikan harga-harga pangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya pangan pada Maret-April tidak mengkawatirkan walaupun cabai, bawang bisa naik sedikit. Tapi peran tidak besar, tapi tentu tidak anggap remeh, Rasanya Maret-April pangan tidak mengkhawatirkan," imbuhnya.
Kendati begitu, Darmin mengatakan pemerintah akan menjaga harga-harga yang diatur oleh pemerintah (administered price), seperti harga BBM dan tarif listrik.
"Memang tugas pemerintah akan banyak mempertimbangan administered price, jangan sampai berturut-turut mempengaruhinya, timing akan diperhatikan," tutur Darmin.
Baca juga: Kenaikan Harga Rokok dan Tarif Listrik Picu Inflasi di Februari (hns/hns)











































