Akibatnya, cabai rawit merah masih di atas Rp 120.000/kilogram (kg). Bahkan, harganya sempat selangit karena tembus Rp 160.000/kg, lebih mahal dari daging sapi yang dibanderol Rp 120.000/kg.
Salah satu bandar cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Yanto, mengungkap permainan harga cabai rawit merah tersebut. Menurutnya, para pengepul memprioritaskan pembeli yang menawarkan harga paling tinggi. Nah, penawar harga tertinggi biasanya perusahaan, yang mampu menawar harga lebih tinggi ketimbang pedagang di pasar induk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Terungkap! Permainan yang Bikin Cabai Rawit Merah Mahal
Alhasil, pengepul melego cabai rawit merah lebih banyak ke perusahaan ketimbang pasar induk. Akibatnya, pasokan di pasar induk turun dari biasanya.
Sebagai contoh di Pasar Induk Kramat Jati, standar pasokan cabai rata-rata 40 ton per hari, kini turun drastis menjadi 12 ton per hari.
"Standarnya itu 40 ton per hari, sekarang rata-rata 12 ton per hari," ujar Yanto kepada detikFinance, Jakarta, Sabtu (4/3/2017).
Menurut Yanto, para pengepul menjual cabai ke perusahaan karena dibayar lebih tinggi hingga Rp 30.000/kg dari tawaran para bandar di pasar induk.
"Perusahaan itu biasanya ngasih harga Rp 20.000-Rp 30.000 lebih tinggi dari pedagang besar, kita hanya berani bayar Rp 120.000 per kg," tegasnya.
Baca juga: Ini Modus Permainan Pengepul yang Bikin Cabai Rawit Merah Selangit
Yanto menambahkan, para bandar cabai di Pasar Induk Kramat Jati sempat dimintai keterangan oleh Bareskrim Mabes Polri terkait harga cabai rawit merah.
"Kita juga kemarin dimintai keterangan sama Bareskrim," tutur Yanto. (hns/hns)