Dalam keterangan tertulis dari PT KAI, Senin (6/3/2017), dunia kerja PT KAI yang bersentuhan langsung dengan bidang kerja yang berisiko tinggi dan bersifat teknis dapat dikatakan menjadi faktor mengapa kaum Adam mendominasi. Meski sudah ada kaum Hawa yang ditempatkan pada unit-unit kerja yang riskan dan sangat teknis sekalipun, tapi masih jarang yang mampu menembus sebagai pucuk pimpinan.
Kini tidak ada lagi senioritas maupun mengkhususkan jabatan tertentu bagi gender tertentu di sana. BUMN itu membuka kesempatan berkarir yang selebar-lebarnya bagi seluruh pegawai yang memiliki kualitas, loyalitas, dan dedikasi untuk memajukan perkeretaapian Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dibandingkan, angka tersebut menunjukkan perbandingan jumlah yang sangat mencolok. Namun, kini PT KAI memandang bahwa laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkarir.
Tak ada bidang atau unit kerja yang ditabukan bagi perempuan, karena sejauh memiliki kecakapan, kemampuan, tekad, dan disiplin tinggi, perempuan pun mampu memimpin sebuah unit atau bidang kerja layaknya pria.
Di balik sifat wanita yang identik dengan kelembutan, wanita pun bisa tegas dan keras saat diperlukan. Bahkan, kaum Hawa memiliki karakteristik yang hampir tidak dimiliki kaum Adam, yakni sifat 'ngemong' yang dalam Bahasa Indonesia berarti menjaga, memelihara, dan memberi perhatian pada apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Karena itu cenderung mampu membina dengan cara yang lebih humanis namun tetap tidak melenceng dari tujuan utama dan aturan yang ditetapkan.
PT KAI bahkan telah mengangkat perempuan menjadi kepala daerah operasi. Adalah Wiwik Widayanti (Kepala Daerah atau EVP Daop 4 Semarang), Yosita (VP Daop 7 Madiun), dan Dwi Erni Ratnawati (VP Daop 5 Purwokerto) yang kini diberi mandat untuk mengelola dan memajukan kinerja daerahnya masing-masing.
Sebelumnya, ada Susi Munawati yang menjadi Kepala Daerah Operasi perempuan pertama di PT KAI, yang kala itu diangkat Menjadi Kepala (VP) Daop 9 Jember, dan dilanjutkan menjadi EVP Daop 6 Yogyakarta. Selain jabatan kepala daop, ada jabatan yang tak kalah esensial bagi PT KAI, yakni kepala stasiun.
Kepala stasiun sangat esensial karena dialah yang bertanggung jawab atas seluruh kinerja stasiun yang dipimpinnya, baik itu operasional, keselamatan, pelayanan, keuangan, pembinaan SDM, dan hal lainnya yang kesemuanya bermuara bagi nama baik pelayanan PT KAI. Oleh karenanya, orang-orang yang dipercaya menjadi kepala stasiun di PT KAI adalah orang-orang pilihan dan dianggap mumpuni menjadi pemimpin dan bertanggung jawab dalam berbagai aspek kerja.
Saat ini, PT KAI memiliki tiga kepala stasiun perempuan. Rizki Afrida menjabat sebagai Kepala Stasiun Gambir, Agustien Widyasari Fatcham menjabat sebagai Kepala Stasiun Butuh, dan Enis Rachmawati menjabat sebagai Kepala Stasiun Tulangan.
Kepala stasiun juga merupakan jabatan yang berisiko tinggi karena dia harus menguasai dan mengetahui segala hal yang berkaitan dengan operasi dan pelayanan di stasiunnya. Ia juga menjadi orang pertama yang bertanggungjawab atas seluruh hal yang terjadi di stasiun yang dipimpinnya.
Selain operasional kereta api pada hari-hari biasa, salah satu momen penting bagi seorang kepala stasiun yang patut diantisipasi secara ekstra adalah saat operasi angkutan Lebaran maupun angkutan Natal dan Tahun Baru. Hal ini karena pada masa tersebut, volume penumpang akan lebih banyak dan frekuensi perjalanan kereta lebih tinggi karena adanya perjalanan kereta tambahan.
Selain itu, ada evaluasi yang wajib dilakukan dan kadang dilaksanakan pada tengah malam. Seorang kepala stasiun tentu harus dapat mengatasi semua hal tersebut dengan kinerja yang prima.
Di sisi eksternal, moda perkeretaapian saat ini menjadi salah satu transportasi pilihan bagi masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki. PT KAI menunjukkan kepeduliannya bagi perempuan Indonesia yang memiliki kebutuhan dan kewajiban sesuai hakikatnya.
Ruang-ruang menyusui di stasiun-stasiun telah tersedia. Peraturan bagi ibu hamil yang menjadi penumpang kereta pun telah ditetapkan demi keselamatan dan kenyamanan.
![]() |
Tak hanya itu, PT KAI melalui anak perusahaannya PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) telah menyediakan kereta khusus wanita di perjalanan KRL demi meningkatkan kenyamanan bagi para penglaju di Jabodetabek. Melalui serikat pekerjanya, PT KAI kerap melakukan kampanye, sosialisasi, dan memberikan layanan kesehatan seperti kampanye kanker payudara, kanker serviks, dan berbagai penyakit yang kerap menyerang perempuan.
Hal ini sebagai bentuk kepedulian bagi pekerja perempuan di PT KAI. Semua upaya yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa kini dunia perkeretaapian Indonesia baik di internal PT KAI maupun pelayanan kepada penumpang kian peduli pada kaum perempuan.
Tidak ada lagi kesan-kesan negatif yang dulu pernah menghinggap bahwa dunia kerja PT KAI hanya milik kaum pria ataupun anggapan yang menyatakan perempuan kurang aman naik KA. Semua anggapan itu dalam beberapa tahun ini sudah tinggal sejarah.
Kini, para perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam berkarir di PT KAI. Para penumpang perempuan pun kian nyaman dan aman menggunakan kereta api.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengapresiasi perempuan Indonesia yang menggunakan transportasi kereta api. Edi juga berterima kasih pada pegawai perempuan PT KAI.
"Dalam momen Hari Perempuan Internasional ini, PT KAI ingin mengapresiasi seluruh perempuan khususnya para pegawai perempuan PT KAI. Terima kasih atas sumbangsihnya untuk turut memajukan perkeretaapian Indonesia," ujar Edi. (nwy/hns)