Ini Alasan Medsos Lokal Kurang Berkembang di Indonesia

Ini Alasan Medsos Lokal Kurang Berkembang di Indonesia

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 13 Mar 2017 17:16 WIB
Foto: Ilustrator: Mindra Purnomo
Jakarta - Menyandang status sebagai negara berpenduduk terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia jadi pasar empuk untuk perusahaan startup global, tak terkecuali media sosial (medsos).

Sebenarnya, sejak beberapa tahun belakangan, banyak medsos buatan lokal, namun kemudian sulit berkembang dan jadi tuan di negeri sendiri, bahkan kemudian ditutup. Beberapa startup lokal yang bermain di sektor jejaring sosial seperti Koprol, Fupei, dan Mindtalk.

Direktur Jakarta Founder Institute (JFI), Andy Zain, mengungkapkan persaingan di pasar media sosial di Indonesia sangatlah ketat, apalagi saat ini sudah banyak sekali medsos global yang sudah terlanjur digandrungi masyarat Indonesia seperi Facebook, Twitter, dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Startup chatting dan media sosial sulit, enggak gampang masuk. Contoh saja mau bikin MS Word, itu haruslah sebuah tool yang bisa dipakai di seluruh dunia, bukan hanya Indonesia, sama halnya dengan media sosial, di Indonesia juga tidak ada barrier (halangan) masuk pemain dari luar. Lawannya terlalu susah," ungkap Andy ditemui di Menara Bank DBS Indonesia, Jakarta, Senin (13/3/2017).

Kondisi ini, kata dia, berbeda dengan di China. Di mana pemerintahnya memberikan proteksi sangat ketat pada startup luar, sehingga jadi keuntungan besar untuk startup lokal berkembang pesat seperti Weibo dan WeChat.

"Di China berbeda, chating dan media sosial lokal mereka karena diuntungkan dengan barrier di sana. Ada fire wall dan sebagainya, di sana ada great wall barrier untuk masuk. Wajar mereka besar," ujar Andy. (idr/ang)

Hide Ads