"Operasinya direncanakan 1 Maret 2019," katanya kepada detikFinance saat dihubungi di Jakarta, Jumat (24/3/2017).
Pada fase pertama ini, jalur MRT Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 16 km akan dilayani menggunakan 16 set kereta, yang terdiri dari 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan. Dengan jarak antar kereta 5 menit sekali, dari stasiun Lebak Bulus menuju Bundaran HI bisa ditempuh dalam waktu 30 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Dukuh Atas itu lengkap ada LRT, MRT, BRT (Bus Rapid Transit), dan Kereta Bandara. Kalau di Sisingamangaraja, itu ada BRT, koridor 13 sama 1 ada di situ. Kalau yang di Lebak Bulus itu juga ada BRT. Sama di sana juga ada terminal di situ," jelasnya.
Selain itu, stasiun-stasiun ini juga bakal terintegrasi langsung dengan sejumlah gedung yang dilalui oleh jalur MRT. Meski belum bisa menyebutkan lokasinya, Hikmat mengaku pihaknya telah menandatangani lebih dari 30 nota kesepahaman terkait pengintegrasian stasiun MRT dengan sejumlah gedung pusat aktifitas ekonomi hingga pusat perbelanjaan.
"Lebih dari 30 MoU sudah kita tandatangani untuk interkoneksi. Tapi kita tetap membutuhkan satu dasar hukum dari Pemrov DKI untuk menindaklanjuti lebih konkret. Yang saya ingat itu Cipete, Dukuh Atas, sama Istora yang depan menara Bapindo," pungkasnya.
Adapun stasiun-stasiun MRT sendiri dibagi menjadi dua bagian, yakni jalur layang dan jalur bawah tanah. Stasiun yang melalui jalur bawah tanah yaitu stasiun Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora, dan Bundaran Senayan dengan panjang sekitar 6 km. Sedangkan stasiun yang akan melalui jalur layang adalah Sisingamangaraja, Blok M, Blok A, Haji Nawi, Cipete Raya, Fatmawati, hingga Lebak Bulus dengan panjang 10 km. (dna/dna)