Menurutnya, perdagangan khususnya dalam hal pelayanan perizinan, memang jadi bidang yang rawan praktik berpotensi korupsi. Hal itu disampaikan Enggar dalam diskusi 'Membangun Budaya Anti Korupsi di Lingkungan Kementerian Perdagangan'.
"Pada waktu terjadi sekali di sini, traumanya luar biasa. Jangan sampai ada lagi disini. Kalau kita tidak ada niatan, maka kita tidak perlu takut. Anda membuka diri kepada kelompok pengusaha. Karena pengusaha membutuhkan kita. Kita jangan berpikir kita penguasa, kita mengendalikan dan regulator semata," kata Enggar di kantornya, Senin (3/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, saking terpukulnya dengan kasus itu, Kemendag sempat menutup kantin di lingkungan kementerian karena jadi tempat transaksi suap.
"Karena kantin tempat transaksi, maka kantin ditutup. Saking traumanya. Itu sama saja sakit kepala, kepalanya dipotong. Tapi akhirnya dibuka lagi, asal jangan ada transaksi lagi," ujar menteri berlatar belakang pengusaha properti ini.
Enggar menambahkan, akan pasang badan jika ada pegawainya yang tidak menerima imbalan namun kemudian dikriminalisasi.
"Saya sampaikan, kalau untuk negara tanpa imbalan apapun, saya tanggung jawab. Saya lindungi, kita tidak ada rencana upaya kriminalisasi dan mencari-cari. Tanpa dicari sudah banyak yang ditangkap," pungkas Enggar. (idr/hns)











































